AS Minta Akses Tembaga RI, Ini Respons Menko Airlangga


Jakarta, MI - Amerika Serikat dikabarkan meminta akses penuh tembaga dari Indonesia, yang disebut kualitasnya unggul.
Menanggapi hal itu, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, menyatakan bahwa pemerintah tidak menutup pintu ekspor, selama mekanismenya mengikuti aturan dalam negeri.
Ia menekankan, komoditas strategis seperti tembaga hanya bisa diekspor jika sudah diproses melalui fasilitas pemurnian atau smelter di dalam negeri, sejalan dengan kebijakan hilirisasi yang menjadi fokus pemerintah.
Airlangga pun mencontohkan Freeport Indonesia, perusahaan tambang asal AS yang telah lama beroperasi di tanah air. Menurutnya, Freeport menjadi contoh perusahaan asing yang patuh terhadap regulasi Indonesia, termasuk dalam membangun smelter sebagai bagian dari komitmen hilirisasi.
"Jadi kita bicara critical mineral itu bagian dari industrial komoditas. Jadi formatnya bukan ore, tetapi sebagai industrial produk. Dan ini sudah dilakukan oleh Amerika sejak tahun 1967. Oleh karena itu Presiden Amerika menyebut Indonesia kuat di copper," tutur Airlangga di Kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta (25/7/2025).
Airlangga juga mengatakan bahwa Indonesia melalui Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara) siap berkolaborasi untuk membangun ekosistem mineral kritis, baik di Indonesia maupun Amerika Serikat. Adapun Danantara disebut telah melakukan komunikasi dengan US Development Finance Corporation.
"Selanjutnya juga sudah ada pembicaraan antara Danantara dengan Development Finance Corporation untuk membiayai investasi ekosistem di bidang mineral," imbuhnya.
Sebagai catatan, Indonesia dan AS telah mencapai kesepakatan dalam negosiasi tarif, di mana tarif sebelumnya sebesar 32% disepakati turun menjadi 19%. Kesepakatan ini terjadi setelah Indonesia memberikan sejumlah penawaran. Seperti pembelian produk energi hingga pertanian yang jumlahnya US$ 19,5 miliar.
Di samping itu, salah satu poin dalam kesepakatan tersebut adalah ketertarikan AS terhadap produk tembaga Indonesia yang dinilai memiliki kualitas unggul. Pemerintah AS juga mengaku menginginkan akses dan jumlah yang lebih baik.
Topik:
komoditas-tembaga akses-tembaga-ri amerika-serikatBerita Sebelumnya
Laba BNI Tembus Rp10,1 Triliun di Semester I-2025
Berita Terkait

Dijuluki Hakim Paling Baik di Dunia, Frank Caprio Tutup Usia 88 Tahun
22 Agustus 2025 08:14 WIB

Trump Umumkan Tarif Baru untuk Puluhan Negara, Siapa Saja yang Kena Dampak?
1 Agustus 2025 08:16 WIB