Tren Negatif Batu Bara Berlanjut, Harga Turun 6 Hari Beruntun


Jakarta, MI - Harga batu bara kembali melemah pada perdagangan Selasa (12/8/2025), menandai penurunan selama enam hari berturut-turut. Di pasar ICE Newcastle, kontrak pengiriman bulan depan ditutup di level US$111,7/ton, turun 0,49 persen, level terendah sejak 23 Juli lalu atau hampir dua minggu terakhir.
Dalam kurun enam hari terakhir, harga batu bara terkoreksi hampir 3 persen secara keseluruhan. Tren penurunan ini terjadi setelah sebelumnya harga sempat mencatat reli yang membawa komoditas ini ke titik tertinggi dalam hampir enam bulan pada 28 Juli.
Namun sejak puncak tersebut, harga batu bara telah merosot 3,3 persen hingga akhir pekan lalu, menandakan sentimen pasar yang mulai melemah.
Bayangan akan melimpahnya pasokan kembali menghantui benak pelaku pasar. Pada Juni, produksi batu bara China naik 3,6% dari periode yang sama tahun sebelumnya.
Untuk 2025, China menargetkan produksi naik 1,5% menjadi 4,82 miliar ton. Jika terwujud, maka Ini akan menjadi rekor tertinggi sepanjang sejarah. Sedangkan permintaan masih lemah. Produksi listrik dari energi fosil di China pada kuartal I-2025 turun 4,7% secara tahunan.
Dari sisi teknikal dengan melihat grafik harian, batu bara masih menunjukkan sinyal bullish hari ini. Hal ini tercermin dari nilai Relative Strength Index (RSI) yang berada di angka 58, dimana RSI di atas 50 menandakan bahwa aset tersebut sedang dalam tren positif.
Namun, indikator Stochastic RSI berada pada level 7, jauh di bawah batas 20, yang mengindikasikan kondisi jenuh jual (oversold).
Dengan koreksi harga yang cukup dalam ini, batu bara berpotensi untuk kembali menguat. Target resisten terdekat adalah US$ 112/ton. Jika tertembus, maka target lanjutan ada di level US$ 114-115/ton.
Sementara itu, level support terdekat berada di angka US$ 109/ton. Jika harga menembus batas ini, ada risiko penurunan lebih dalam hingga mencapai sekitar US$ 104/ton sebagai target paling pesimistis.
Topik:
batu-bara harga-batu-bara