Yahya Sinwar Jadi Bos Hamas

Reina Laura
Reina Laura
Diperbarui 8 Agustus 2024 3 jam yang lalu
Yahya Sinwar [Foto: Ist]
Yahya Sinwar [Foto: Ist]

Jakarta, MI - Hamas akan melanjutkan negosiasi gencatan senjata di Gaza setelah terpilihnya Yahya Sinwar, sebagai kepala politik baru menggantikan Ismail Haniyeh yang dibunuh di Teheran, Iran Rabu (31/7/2024).

"Negosiasi tersebut dikelola oleh para pemimpin dan Sinwar tidak jauh dari proses negosiasi. Ia merupakan bagian dari rinciannya," kata salah seorang pucuk pimpinan Hamas, Osama Hamdan, kepada Anadolu, dikutip Kamis (8/8/2024).

Hamas dan Iran menuduh Israel melakukan pembunuhan Haniyeh, tetapi Tel Aviv belum mengonfirmasi atau membantah bertanggung jawab.

Hamdan menuturkan bahwa masalahnya bukan Hamas, tetapi Israel, Benjamin Netanyahu, dan Amerika Serikat yang tidak tulus dalam mediasi atau upayanya mendorong gencatan senjata.

Selama berbulan-bulan, AS, Qatar, dan Mesir telah berusaha mencapai kesepakatan antara Israel dan Hamas, untuk memastikan pertukaran tahanan dan gencatan senjata serta mengizinkan bantuan kemanusiaan memasuki Jalur Gaza.

Namun upaya mediasi terhenti, karena Netanyahu menolak untuk memenuhi tuntutan Hamas untuk menghentikan perang.

"Proses negosiasi akan terus berlanjut," ujarnya.

Hamas, sebutnya, telah bersikap fleksibel dalam perundingan untuk mencapai kesepakatan gencatan senjata di Gaza. Hamas juga tetap berkomitmen untuk mengupayakan gencatan senjata di Gaza, penarikan penuh Israel, mengakhiri pengepungan, membangun kembali daerah kantong itu, dan menukar tahanan.

Dia lebih lanjut mengatakan Netanyahu tahu bahwa upayanya untuk menghindar tidak akan berhasil dan Sinwar akan terus bergerak sesuai dengan komitmen Hamas sebagaimana sebelumnya.

“Sinwar memiliki tingkat fleksibilitas yang tinggi dalam mengelola urusan publik dan menjaga hak-hak rakyat Palestina,” jelasnya.

Sinwar masuk dalam daftar orang yang akan dibunuh Israel karena Tel Aviv menuduhnya sebagai dalang serangan Hamas pada 7 Oktober 2023 yang mendorong Israel untuk melancarkan kampanye militer yang menghancurkan di Jalur Gaza.

Sejauh ini, aksi genosida Israel tersebut telah menewaskan lebih dari 39.600 orang.

“Jika pembunuhan Haniyeh merupakan salah satu tujuan Netanyahu untuk mengubah arah perundingan, dia sedang berkhayal. Dasar perundingan sudah ditetapkan dan orang-orang yang berunding di bawah Haniyeh akan terus bekerja dengan Sinwar yang hadir dalam semua rincian perundingan,” tandasnya.

 

Sumber : Anadolu