Rafael Alun Dihadapan Hakim: 8 Bulan Lebih Tidak Melihat dan Memeluk Anak Saya

Adelio Pratama
Adelio Pratama
Diperbarui 6 November 2023 22:05 WIB
Rafael Alun Trisambodo memeluk Mario Dandy Satriyo (Foto: Ist)
Rafael Alun Trisambodo memeluk Mario Dandy Satriyo (Foto: Ist)

Jakarta, MI - Mantan pejabat Direktorat Jenderal Pajak Rafael Alun Trisambodo mengungkapkan rasa terima kasih kepada jaksa penuntut umum (JPU) karena telah menghadirkan putranya, Mario Dandy Satriyo dalam persidangan di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) Jakarta, Senin (6/11).

Rafael duduk sebagai terdakwa dalam kasus dugaan gratifikasi. Sementara Mario hari ini dihadirkan sebagai saksi. "Terima kasih, Yang Mulia. Saya hanya ingin mengucapkan terima kasih kepada jaksa penuntut umum karena telah menghadirkan anak saya. Saya betul-betul terima kasih," kata Rafael.

Rafael mengaku sudah delapan bulan tidak bertemu dengan Mario. Selain Rafael yang terjerat kasus korupsi, Mario juga tengah menjalani pidana kasus penganiayaan berat.

"Saya ingin mengucapkan terima kasih kepada jaksa penuntut umum karena saya sudah 8 bulan lebih tidak melihat anak saya dan tidak memeluk," kata Rafael

"Oh, baru ketemu nih hari ini?" tanya Hakim.

"Baru ketemu. Iya, Yang Mulia, jadi terima kasih," jawab Rafael.

Dalam surat dakwaan jaksa KPK, Rafael disebut bersama-sama dengan Ernie Meike Torondek secara bertahap sejak tanggal 15 Mei 2002 sampai dengan bulan Maret 2013 telah menerima gratifikasi berupa uang seluruhnya sejumlah Rp16.644.806.137.

Penerimaan gratifikasi tersebut melalui PT ARME, PT Cubes Consulting, PT Cahaya Kalbar dan PT Krisna Bali International Cargo. Hal tersebut berhubungan dengan jabatan dan berlawanan dengan kewajiban atau tugas Rafael.

Selain gratifikasi, Rafael bersama-sama Ernie juga didakwa melakukan Tindak Pidana Pencucian Uang (TPPU) dalam periode 2003-2010 sebesar Rp5.101.503.466 dan penerimaan lain sejumlah Rp31.727.322.416.

Berikutnya periode 2011-2023 sebesar Rp11.543.302.671 dan penerimaan lain berupa Sin$2.098.365 dan US$937.900 serta sejumlah Rp14.557.334.857.

Rafael menempatkan harta kekayaan yang patut diduga merupakan hasil tindak pidana ke dalam penyedia jasa keuangan. Ia juga membeli sejumlah aset berupa tanah dan bangunan, kendaraan roda dua dan empat, hingga perhiasan. (An)