"Kalau Mau Kalah Bawaannya Panik dan Marah-marah Saja" Kata Bahlil Merespons Megawati

Aldiano Rifki
Aldiano Rifki
Diperbarui 4 Desember 2023 20:43 WIB
Ilustrasi Megawati Soekarnoputri jengkel (Foto: Istimewa)
Ilustrasi Megawati Soekarnoputri jengkel (Foto: Istimewa)

Jakarta, MI - Di depan ratusan kadernya, Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri mengaku jengkel dengan sikap penguasa saat ini yang ingin bertindak seperti penguasa di masa Orde Baru. Hal itu ia ungkapkan lewat pidatonya berapi-api di JIExpo, Kemayoran, Jakarta Pusat, belum lama ini.

Atas ungkapannya itu, sejumlah pihak mempertanyakan maksud dan tujuan mantan presiden ke-5 itu menjelang pemilihan presiden (Pilpres) 2024. Salah satunya Menteri yang berasal dari partai pendukung pemerintahan Joko Widodo (Jokowi) saat ini. Adalah Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia. 

Bahlil menilai bahwa pihak yang marah-marah biasanya adalah pihak yang panik dan akan kalah. Diketahui PDIP merupakan partai yang mengusung pasangan calon (Paslon) nomor urut 3 calon presiden (capres) Ganjar Pranwowo dan calon wakil presiden (cawapres) Mahfud MD.

"Biasanya yang mau kalah bawaannya panik dan marah-marah saja. Itu biasanya marah terus dan yang menang senyum-senyum saja," ucap Bahlil yang juga Ketua Dewan Pembina Pilar 08 Prabowo-Gibran.

Terkait, para penguasa saat ini bertindak seperti zaman orde baru sebagaimana dimaksud Megawati, Bahlil menegaskan, ketika zaman reformasi dimulai sejak 2014 sampai 2023, menteri terbanyak berasal dari partai pendukung pemerintah yang berasal dari PDIP, Golkar, Nasdem, PKB dan PPP. 

"Jadi siapa yang sebenarnya orde baru itu?" tanya Bahlil.

Apa sebab Megawati Jengkel?

Diduga, tampilnya Gibran Rakabuming Raka di panggung kontestasi Pilpres 2024 ternyata memancing Megawati untuk berkomentar. Menurutnya, situasi saat ini menunjukkan indikasi masa kelam Orde Baru (Orba) dikembalikan oleh penguasa.

Megawati pun menyinggung Indonesia yang ada saat ini merupakan hasil perjuangan yang berdarah dan tak sebentar. Ia pun tak ingin, masa seperti Orba kembali terulang hanya untuk melanggengkan kekuasaan segelintir kelompok. Tak segan, ia menyinggung ‘bapak-bapak’ untuk tak mencoba untuk melahirkan masa tersebut kembali.

"Mestinya Ibu nggak boleh ngomong gitu, tapi Ibu jengkel, karena republik ini penuh pengorbanan, tahu tidak. Kenapa sekarang kalian yang baru berkuasa itu mau bertindak seperti waktu zaman Orde Baru?" ujar Megawati dalam rapat koordinasi nasional relawan Ganjar-Mahfud di JIExpo, Jakarta, Senin (27/11) malam.

"Sudah berhenti deh Bapak-Bapak tuh yang saya sindirin ini, insaf, insaf. Berapa sih jumlahnya dibandingin sama rakyat? Aih, saya enggak manas-manasin, ini realita," sambungnya.

Megawati juga menyinggung dirinya yang merupakan Presiden ke-5 Republik Indonesia. Ia juga mengungkapkan kekesalannya bahwa ada orang yang seakan tak menghormatinya. "Bayangkan, kok saya tidak seperti dihormati ya, lho kenapa? Lho saya jelek-jelek pernah presiden lho dan masih diakui dengan nama Presiden ke-5 Republik Indonesia," jelas Megawati.

Kendati demikian, Megawati mengingatkan, lambang banteng mengartikan bahwa PDIP tak akan gampang menyerah dalam melakukan perlawanan-perlawanan yang ada saat ini. 

Menurutnya kekuatan rakyat yang sangat besar dan tak perlu takut terhadap adanya intervensi dan intimidasi. Indonesia adalah negara merdeka yang memiliki konstitusi dan peraturan perundang-undangan yang harus ditaati semua pihak. 

"Terus maju tempur, tapi tidak ada kekerasan, taat perintah. Kita adalah negara merdeka, berdaulat, punya ketatanegaraan," ujar Megawati.