Keluarga Korban Pembunuhan Rizky Setiawan Brebes Datangi Kompolnas

Adelio Pratama
Adelio Pratama
Diperbarui 28 Februari 2025 12:07 WIB
Foto bersama usai audiensi (Foto: Dok MI)
Foto bersama usai audiensi (Foto: Dok MI)

Jakarta, MI - Keluarga almarhum Rizky Setiawan (25) dugaan korban pembunuhan sadis yang jasadnya dibuang di semak-semak pinggir Sungai Cisanggarung masih terus berupaya mencari keadilan, dengan transportasi umum akhirnya mereka tiba di Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) Jakarta. 

Gufron Mabruri Komisioner Kompolnas bersama Tim menerima audiensi pihak keluarga korban Rizky Setiawan pemuda asal Desa Kalibuntu, Kecamatan Losari, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah. Agenda ini dalam rangka pemantauan terkait kasus pembunuhan yang terjadi pada 13 Oktober 2024 lalu.

Audiensi yang berlangsung kurang lebih dua jam, di Kantor Kompolnas, jalan Tirtayasa VII, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Kamis (27/2/2025) siang. 

Gufron juga menerangkan, kedatangan mereka untuk mendengarkan informasi dari pihak keluarga korban dan segala keluhan selama proses penanganan peristiwa yang ditangani oleh pihak kepolisian. 

"Kita mendengarkan informasi dari pihak keluarga dan keluhan penanganan kasusnya, nanti kita akan pertanyakan secara kelembagaan ke Polda Jateng," ujar Gufron Mabruri.

Pihaknya juga akan memberi masukan kepada Polda Jawa Tengah untuk di atensikan proses penanganannya kepada Polres Brebes agar selalu memberikan perkembangan kasusnya kepada pihak keluarga korban. 

"Polres Brebes harus memberikan informasi secara intens perkembangan kasus Rizky, baik ditanya atau tidak ditanya oleh pihak keluarga, karena itu bentuk akuntabilitas dan transparansi institusi polri," tegasnya. 

Terakhir, mantan Direktur Eksekutif Imparsial periode 2021-2025 juga mengucapkan, terima kasih kepada pihak keluarga yang sudah datang ke Kompolnas. "Mari kita sama-sama berjuang dalam mengungkap misteri kematian Rizky," tuturnya.

Tim Kompolnas juga mencatat informasi dan keluhan yang diberikan oleh pihak keluarga terkait peristiwa pembunuhan yang disinyalir sudah direncanakan oleh para pelaku dan hingga kini belum ada titik terang. 

Dari pengamatan wartawan, hasil dari audiensi tersebut disimpulkan terkait peristiwa ini, bahwa pihak kepolisian dari awal penemuan jenazah Rizky diduga tidak menggunakan Scientific Crime Investigation karena menurut informasi kelurga yang diperoleh dari petugas kepolisian kala itu, dalam audensinya keluarga juga menceritakan, mereka sempat menanyakan ke petugas perihal jejak sidik jari para pelaku di tubuh korban, dan polisi mengatakan 'kena embun' maka hasilnya ngeblur (tidak jelas) dan juga menganggap remeh. 

"Iya, ketika itu ibu, ayah dan saya (paman almarhum) mendengar informasi tersebut dari anggota kepolisian berinisial W dan T, bahkan kalau kasus Rizky hanya cukup beberapa hari juga sudah terungkap," kata Een paman korban menirukan perkataan petugas ketika itu. 

Inisiasi Polres Brebes dalam penyelidikan kasus Rizky perlu diacungi jempol, karena setelah lima bulan berlalu, kali ini kasusnya mulai berjalan kembali sesuai harapan keluarga untuk mengungkap siapa eksekutor, motif dan dalang dari tewasnya pria yang hendak melangsungkan pernikahan dengan kekasihnya pasca lebaran 2025 nanti. 

Een juga menambahkan, dirinya juga mendengar keterangan dari anggota kepolisian, ada tiga orang yang melihat korban bersama empat temannya berjalan menuju tempat kejadian perkara (TKP) pada tanggal 12 Oktober 2024 sekitar pukul 15.00 WIB, sebelum korban ditemukan tidak bernyawa keesokan harinya. 

"Iya saya langsung minta polisi dalami keterangannya ketika itu, maksudnya apa mereka kasih keterangan itu, dan hari itu juga saya konfirmasi dengan petugas yang bicara tidak sengaja di ucapkannya," bebernya. 

Dari hasil informasi dihimpun oleh awak media, pihak kepolisian memberikan laporan, bahwa kondisi mayat terdapat luka diwajah dan sekitar kepala. Dan hasil otopsi terhadap korban, didapatkan luka akibat kekerasan tumpul berupa memar pada kepala, wajah, leher, bahu kanan, dada, perut, punggung dan kedua anggota gerak atas, luka lecet pada wajah dan kedua anggota gerak atas, resapan darah pada kulit kepala bagian dalam, kulit leher bagian dalam, otot leher, tenggorok dan dasar tulang tenggorok pendarahan otak. Didapatkan tanda mati lemas dan proses pembusukan titik sebab mati adalah cekik dan kekerasan tumpul pada kepala mengakibatkan pendarahan otak sehingga mati lemas.

Begitu pula dikatakan Kasim (ayah), dirinya mengucapkan banyak terima kasih kepada pihak-pihak yang sudah memberi perhatian khusus terhadap kasus anaknya. 

"Atas nama keluarga almarhum. Saya mengucapkan terima kasih banyak kepada Pak Gufron dan Tim Kompolnas yang sudah memperhatikan kasus ini dan menerima audiensi hari ini," ucap Een. 

Kita juga tadi sudah bersurat kepada Pak Hinca Pandjaitan di DPR masalah ini, agar polisi segera menangkap pelaku," tandasnya.

Disinggung, apakah sudah lega denga proses perjuangannya untuk mencari keadilan dan di suport berbagai kalangan. Kasim mengatakan, sedikit lega tapi belum maximal jika pelakunya belum terungkap terlebih sudah berbulan-bulan. 

"Sudah sedikit lega, ada harapan tidak seperti lima bulan kebelakang kemarin. Yang pastinya, kami akan terus berjuang untuk mencari keadilan kematian Kiky," pungkasnya.

Topik:

Kompolnas Pembunuhan