Para Suami Wajib Tahu! Pahami Beda Baby Blues dengan Depresi Seusai Melahirkan

Reina Laura
Reina Laura
Diperbarui 15 Juli 2024 07:45 WIB
Ilustrasi [Foto: iStock]
Ilustrasi [Foto: iStock]

Jakarta, MI - Psikolog klinis dari Lembaga Psikologi Terapan Universitas Indonesia, Vera Itabiliana Hadiwidjojo menyampaikan bahwa baby blues dan depresi seusai melahirkan, merupakan dua kondisi yang berbeda.

"Dua kondisi tersebut merupakan hal yang berbeda, ini dapat dilihat tergantung dari durasinya," kata Vera, dikutip Senin (15/7/2024).

Vera menjelaskan, baby blues adalah masalah psikologis yang bisa menimbulkan perasaan sedih, marah, dan cemas pada perempuan yang baru melahirkan. Kondisi ini biasanya berlangsung selama satu hari sampai dua minggu.

Sedangkan perasaan sedih yang terjadi akibat depresi sehabis melahirkan, kata dia, dapat berlangsung hingga beberapa bulan.

Menurut Vera, ibu yang mengalami baby blues bisa mengalami perubahan emosi seperti menjadi mudah marah, gampang menangis, mudah cemas, dan cepat kelelahan.

Pada ibu yang mengalami depresi sehabis melahirkan, gejala-gejala perubahan emosinya lebih intensif.

"Gejala depresi setelah melahirkan itu dapat termasuk perasaan sedih yang berkepanjangan, kehilangan minat, kesulitan tidur, dan kesulitan dalam menjalani aktivitas sehari-hari," ujarnya.

Menurut dia, kondisi baby blues juga dapat berkembang menjadi depresi perinatal yang memerlukan penanganan professional, seperti terapi psikologis dan obat-obatan.​​​​​​​

Vera menyampaikan, bahwa kondisi baby blues maupun depresi pada perempuan selepas melahirkan, bisa berdampak buruk pada kesejahteraan ibu maupun bayi.​​​​​​​

Ibu yang mengalami masalah psikologis tersebut, bisa kecapekan karena susah tidur sehingga kondisinya, secara keseluruhan menurun. Dalam kondisi yang demikian, ibu akan kesusahan merawat bayinya.

Vera mengatakan bahwa pemberian ASI secara eksklusif, maupun pembangunan ikatan antara ibu dan bayi pun dapat terganggu, kalau ibu mengalami baby blues atau depresi sesudah melahirkan.

"Ini dapat mempengaruhi hubungan antara ibu dan bayi, termasuk kesulitan dalam berinteraksi dan mengembangkan keterampilan bayi. Bayi yang ibunya mengalami baby blues berkepanjangan mungkin mengalami perkembangan yang terhambat," tandasnya.