Heru Dukung Revitalisasi Pasar Tradisional di Jakarta, Lebih Modern dan Nyaman Pengunjung

Adelio Pratama
Adelio Pratama
Diperbarui 20 September 2024 18:15 WIB
Pj Gubernur Jakarta, Heru Budi Hartono, dukung revitalisasi pasar tradisional agar bersaing dengan pasar modern swalayan di Jakarta, Program lebih modern dan nyaman bagi pengunjung.
Pj Gubernur Jakarta, Heru Budi Hartono, dukung revitalisasi pasar tradisional agar bersaing dengan pasar modern swalayan di Jakarta, Program lebih modern dan nyaman bagi pengunjung.

Jakarta, MI - Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta tengah merevitalisasi pasar-pasar tradisional yang dikelola Perusahaan Umum Daerah (Perumda) Pasar Jaya. Langkah ini dilakukan Pasar Jaya untuk membuat tampilan pasar yang ada menjadi lebih modern, bersih, dan nyaman bagi pengunjung.

Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta, Heru Budi Hartono, menambahkan, pihaknya mendukung upaya Pasar Jaya tersebut. Sebab, revitalisasi pasar dapat membuka peluang baru bagi para pedagang dan pelaku usaha lokal untuk berkembang.

“Saya mendukung dan mengapresiasi revitalisasi pasar oleh Pasar Jaya, termasuk dalam penambahan fasilitas penunjang khusus disabilitas. Revitalisasi ini mengusung konsep pembangunan yang modern, fasilitas lengkap, dan ruang yang nyaman, sehingga dapat menciptakan lingkungan yang ideal untuk berbagai aktivitas perdagangan,” kata Heru sebelumnya di Jakarta.
 
Sementara itu, Direktur Pasar Jaya, Agus Himawan Widiyanto, mengemukakan, Pasar Induk Kramat Jati merupakan salah satu pasar yang telah direvitalisasi di Jakarta. 

Dia menambahkan, pihaknya sudah mengecat ulang bagian bangunan luar pada 36 lokasi pasar.  “Bentuk revitalisasi yang kami lakukan mencakup beberapa aspek utama. Antara lain, renovasi atau pembangunan ulang gedung pasar, pengecatan ulang gedung, pengecatan bangunan luar, dan perbaikan fasilitas umum,” ujar Agus, di Jakarta, Jumat (20/9/2024).

Dia menambahkan, revitalisasi gedung pasar berkaitan dengan modernisasi yang mencakup berbagai perubahan dan peningkatan fasilitas. Misalnya, menambah lift atau eskalator di beberapa pasar. Pasar Jaya juga menyediakan pembayaran digital bagi pedagang dan pembeli. Kerja sama dijalin dengan Bank DKI dan Bank Mandiri untuk menerapkan pembayaran Biaya Pengelolaan Pasar (BPP) menggunakan Jak-EZ.  

“Sistem ini telah diterapkan di delapan pasar meliputi Pasar Jatinegara, Pasar Sunan Giri, Pasar Rawa Bening, Pasar Santa, Pasar Tomang Barat, Pasar Baru Metro Atom, Pasar Minggu, dan Pasar Glodok. Harapannya dapat diterapkan di pasar-pasar lainnya,” ungkap Agus. 

Selain itu, Pasar Jaya pun menjalin kerja sama dengan Transjakarta untuk memudahkan akses menuju pasar bagi masyarakat. 

Agus mengungkapkan, kerja sama ini bertujuan untuk memperkuat dan meningkatkan kualitas serta upaya mengintegrasikan transportasi umum dengan pasar-pasar di Jakarta. 

“Proyek ini mencakup rencana pengembangan Light Rail Transit (LRT) yang terhubung dengan Pasar Pramuka. Dengan kerja sama ini, diharapkan dapat mempermudah akses pengunjung dan pedagang ke pasar-pasar yang kami kelola di seluruh wilayah Jakarta,” ujar Agus. 

Menurut dia, revitalisasi pasar dilakukan Pasar Jaya merupakan upaya modernisasi pasar tradisional agar tidak kalah bersaing dengan pasar modern atau pasar swalayan. Harga barang pasar tradisional yang lebih murah harus bisa dipadukan dengan fasilitas yang baik, serta kebersihan yang membuat pengunjung nyaman. 

“Dengan mengombinasikan peningkatan fasilitas dan harga yang bersaing, pasar tradisional memiliki daya tarik tersendiri bagi masyarakat serta menjadi pilihan utama untuk berbelanja,” ujar Agus. 

Hingga kini, sebanyak152 pasar yang dikelola Pasar Jaya tersebar di lima wilayah Jakarta. Pasar Jaya turut mengelola unit pasar khusus seperti Unit Pasar Besar (UPB) Tanah Abang dan UPB Induk Kramat Jati yang juga telah direvitalisasi tahun ini. 

Revitalisasi yang dilakukan Pasar Jaya ini mengedepankan modernisasi dan kenyamanan. Upaya tersebut turut disambut baik oleh pengunjung maupun pedagang, jelas Maemunah, seorang pengunjung dari Cengkareng, Jakarta Barat, datang ke Pasar Senen Blok III untuk membeli pakaian. 

Maemunah menilai, Pasar Senen kini semakin rapi dan nyaman untuk didatangi. Bahkan, dia dan kawan-kawannya jadi lebih suka ke Pasar Senen ketimbang ke pasar swalayan atau mal. Karena barang yang ditawarkan lebih murah serta bervariasi.

Apalagi sayur-sayuran di pasar tradisional lebih segar jika dibandingkan dengan sayuran dan buah di swalayan, lanjut Maemunah. (Selamat Saragih)

Topik:

Pasar Jaya Heru Budi Hartono