Bahas Perkembangan Sekolah Rakyat, Prabowo Panggil Mensos Hingga Mendikdasmen ke Istana

Jakarta, MI- Presiden Prabowo Subianto menggelar rapat terbatas (ratas) bersama sejumlah Menteri Kabinet Merah Putih di Istana Jakarta, pada Selasa (29/7/2025) sore ini. 

Rapat terbatas itu dihadiri oleh Menteri Sosial (Mensos) Saifullah Yusuf atau Gus Ipul, Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian, Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu'ti, MenPAN-RB Rini Widiyantini, serta Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Amalia Adininggar Widyasanti. 

Gus Ipul mengatakan bahwa dirinya akan melaporkan perkembangan dari program sekolah rakyat kedapa Presiden Prabowo dalam ratas tersebut. 

Gus Ipul menyebut akan ada 37 sekolah rakyat baru yang akan segera beroperasi di akhir Juli hingga awal Agustus 2025. Ia mengatakan 37 titik baru tersebut dapat menampung 9.700 siswa. 

"Akhir Juli awal Agustus akan tambah lagi 37 titik yang bisa menampung lebih dari 9.700 siswa dengan 1.500 guru lebih dan 2.000 lebih tenaga kependidikan," kata Gus Ipul, Selasa (29/7/2025).

Selain itu, Gus Ipul juga mengatakan pada bulan Sptember mendatang akan ada penambahan 50 titik sekolah rakyat. 

"Kemudian tentu kita lagi mencoba lagi untuk menambah 50 titik pembelajarannya dimulai September," ungkapnya. 

Dalam keempatan itu, Gus Ipul juga menyampaikan proses seleksi guru untuk sekolah rakyat yang dipimpin oleh Kemendikdasmen. Ia mengungkap bahwa pada saat ini ada 1.500 guru yang telah siap untuk ditempatkan diberbagai titik sekolah rakyat. 

"Alhamdulillah gurunya diproses melalui seleksi oleh satgas seleksi guru yang dipimpin Kemendikdasmen. Setelah proses panjang, ada 1.500 guru lebih yang bisa ditempatkan di berbagai titik Sekolah Rakyat," tuturnya.

Lebih lanjut, Gus Ipul mengkonfirmasi adanya 140 guru yang mengundurkan diri usai menyelesaikan tahap seleksi. Ia mengaku menghormati keputusan para guru tersebut. 

"Dalam perjalanannya, ada sekitar 140 data terakhir yang mengundurkan diri setelah seleksi, tapi di belakangnya sudah banyak siap menggantikan karena ada 50 ribu lebih guru yang telah mengikuti pendidikan profesi guru yang belum ada penempatan," ujarnya.