Abdul Mu’ti: Pentingnya Tutor Bahasa Isyarat untuk Pembelajaran Al-Qur’an Inklusif

Rizal Siregar
Rizal Siregar
Diperbarui 25 September 2025 08:55 WIB
Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Abdul Mu’ti. (Foto: Rizal)
Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Abdul Mu’ti. (Foto: Rizal)

Jakarta, MI - Sebanyak 40 guru pendidikan khusus dari berbagai sekolah mengikuti pelatihan membaca Al-Qur’an dengan bahasa isyarat yang digelar di Masjid Baitut Tholobin, Kompleks Kemendikdasmen, Rabu (24/9/2025). 

Program ini bertujuan meningkatkan kemampuan guru dalam mengajarkan Al-Qur’an kepada siswa tunarungu, sehingga mereka dapat memahami kitab suci secara lebih mudah dan inklusif.

Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Abdul Mu’ti, yang hadir menutup kegiatan ini, menekankan bahwa pembelajaran Al-Qur’an harus bisa diakses semua kalangan, termasuk anak berkebutuhan khusus. Ia menilai, keberadaan tutor bahasa isyarat semakin penting seiring meningkatnya jumlah siswa disabilitas yang membutuhkan layanan pendidikan inklusif.

“Al-Qur’an adalah kitab untuk semua manusia, tanpa memandang kondisi fisik. Karena itu, kita wajib memastikan saudara-saudara kita yang memiliki keterbatasan juga dapat mempelajari dan menghafal Al-Qur’an,” ujar Abdul Mu’ti.

Dalam sambutannya, Abdul Mu’ti mengutip firman Allah bahwa Al-Qur’an adalah syifa (obat), petunjuk, dan rahmat bagi orang-orang beriman. Ia menekankan bahwa menjaga dan mengajarkan Al-Qur’an bukan hanya bagi mereka yang bisa membaca secara lisan, tetapi juga untuk yang tidak mampu melihat huruf atau mendengar bacaan.

“Pelatihan ini adalah bentuk ikhtiar kita agar anak-anak dengan keterbatasan dapat merasakan kemudahan membaca Al-Qur’an, sebagaimana yang Allah janjikan dalam kitab-Nya,” katanya.

Ia juga menyebutkan bahwa banyak penelitian menunjukkan manfaat membaca Al-Qur’an bagi daya ingat dan kesehatan mental, sehingga akses pembelajaran Al-Qur’an bagi penyandang disabilitas menjadi sangat penting.

Abdul Mu’ti mengapresiasi peran Unit Pengumpul Zakat (UPZ) Kemendikdasmen yang telah mendukung program ini. Dalam acara tersebut, ia juga menyerahkan penghargaan kepada tiga kategori UPZ terbaik, yaitu UPZ Rising Star, UPZ dengan Pelaporan Terbaik, dan UPZ dengan Penyaluran Terbaik.

“Dana zakat, infak, dan sedekah yang dikelola UPZ menjadi salah satu sarana penting untuk memajukan pendidikan, mencerdaskan bangsa, sekaligus membantu saudara-saudara kita yang membutuhkan,” ujarnya.

Abdul Mu’ti berharap pelatihan ini menjadi langkah awal menuju pembelajaran Al-Qur’an yang inklusif dan berkelanjutan. Ia juga mendorong para guru yang telah mengikuti pelatihan untuk menyebarluaskan ilmu yang didapatkan, sehingga semakin banyak siswa tunarungu yang dapat membaca dan memahami Al-Qur’an.

“Semoga ke depan semakin banyak guru yang memiliki keterampilan ini, dan semakin banyak anak-anak yang merasakan manfaatnya,” tutup Abdul Mu’ti.

Topik:

pelatihan guru pembelajaran Al-Qur’an siswa tunarungu bahasa isyarat