Belum Ada Titik Terang, Pemerintah Masih Negosiasikan Skema Pembayaran Utang Whoosh

Albani Wijaya
Albani Wijaya
Diperbarui 4 November 2025 18:53 WIB
CEO Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara) Rosan Perkasa Roeslani (Foto: Istimewa)
CEO Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara) Rosan Perkasa Roeslani (Foto: Istimewa)

Jakarta, MI- CEO BPI Danantara, Rosan Perkasa Roeslani mengatakan bahwa saat ini tim negosiasi lintas kementerian masih melakukan negosiasi terkait skema pembayaran utang proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) atau Whoosh ke pihak China.

Rosan mengatakan bahwa pada saat ini proses negosiasi yang dilakukan oleh tim lintas kementerian tersebut masih berjalan. Namun, upaya tersebut masih belum menenukan titik temu kesepatakan dengan pihak China.

“Belum, masih berjalan,” ujar Rosan, Selasa, (4/11/2025).

Adapun, tim negosiasi lintas kementerian tersehut terdiri dari Kementerian Koordinator Bidang Infrastruktur, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Kementerian Keuangan, Kementerian Perhubungan, dan Danantara.

Rosan mengatakan bahwa polemik proyek kereta cepat ini tidak bisa dinilai hanya dari segi untung dan ruginya saja. Ia menyebut bahwa proyek tersebut dapat dilihat berdasarkan dampaknya bagi masyarakat luas.

"Memang tidak hanya dilihat dari segi untung rugi saja, tapi dampaknya pada masyarakat dan melihat pada undang-undang yang ada memang jadi tugas pemerintah," jelas Rosan.

Lebih lanjut, Rosan menyebut bahwa kehadiran pemerintah dalam proyek Kereta-Cepat Jakarta-Bandung tersebut merupakan salah satu bentuk tanggungjawab dalam memenuhi kebutuhan masyarakat atas fasilitas moda transportasi umum.

“Memang kereta adalah transportasi umum untuk kepentingan masyarakat luas dan oleh sebab itu kehadiran pemerintah memang akan ada dan hadir dalam program transportasi termasuk Whoosh,” ujarnya.

Topik:

CEO Danantara Rosan Roeslani Utang Whoosh