Pemkab Tapin-Kalsel Optimalkan Alat Peringatan Dini Mitigasi Bencana

Rantau, MI - Pemerintah Kabupaten Tapin, Kalimantan Selatan, mengoptimalkan sistem peringatan dini (early warning system) untuk mendeteksi banjir sebagai mitigasi dampak bencana terhadap masyarakat di pemukiman wilayah daerah aliran sungai.

"Antisipasi dampak bencana, kita pasang alat deteksi sistem peringatan dini sebagai upaya melindungi masyarakat yang bermukim di daerah aliran Sungai Tapin," ujar Penjabat Bupati Tapin Syarifuddin, di Rantau, Senin (4/12)

Syarifuddin mengatakan sistem peringatan dini tersebut dipasang di hulu sungai dan sudah terkoneksi dengan alat di Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tapin.

"Apabila terjadi banjir di hulu sungai akan ada notif, diperkirakan ada rentang waktu sekitar enam-delapan jam banjir sampai ke pemukiman padat penduduk di Kecamatan Tapin Utara," katanya.

Ia mengungkapkan pihaknya sudah menggelar apel gabungan melibatkan ratusan personel untuk siaga bencana banjir, tanah longsor dan puting beliung.

"Personel dan perlengkapan sudah siap," ungkapnya.

Kepala BPBD Tapin Raniansyah mengatakan berdasarkan paparan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memperkirakan puncak curah hujan di wilayah Kalimantan Selatan pada Januari 2024.

"Saat ini kita sudah memasuki musim hujan," ujar Raniansyah.

Berdasarkan peta titik rawan milik BPBD Tapin, Raniansyah mengungkapkan potensi bencana banjir pada 2022 meliputi 22 desa dan kelurahan dari tujuh kecamatan.

Daerah rawan tersebut meliputi Desa Rantau Kanan, Kupang, Banua Halat Kiri dan Banua Halat Kanan di Kecamatan Tapin Utara, Desa Tamberangan, Lawahan, Tatakan dan Tandui Kecamatan Tapin Selatan.

Selanjutnya, Desa Bungur, Bungur Baru, Sabah, Linuh, Sabah, Timbung, Kalumpang, Rantau Bujur dan Banua Padang Kecamatan Bungur dan Desa Raya Belanti, Binuang, Karangan Putih dan Pulau Pinang Kecamatan Binuang,
Desa Miawa Kecamatan Piani, Desa Gadung dan Masta Kecamatan Bakarangan. (Am/Ant)