Sherly Tjoanda: "Pilih Pemimpin Tanpa Doi Merah"

Albani Wijaya
Albani Wijaya
Diperbarui 23 November 2024 14:03 WIB
Calon Gubernur Maluku Utara, Sherly Tjoanda (Foto: Dok MI/Rais Dero)
Calon Gubernur Maluku Utara, Sherly Tjoanda (Foto: Dok MI/Rais Dero)

Sofifi, MI - Calon gubernur Maluku Utara, Sherly Tjoanda, mengadakan orasi politik di hadapan ratusan massa kampanye yang mendukung pasangan calon Walikota dan Wakil Walikota Tidore Kepulauan, Syamsul Rizal Hasdy dan Adam Do Djafar. 

Kampanye yang berlangsung di Sofifi, ibu kota Provinsi Maluku Utara, pada Jumat 22 November 2024 tersebut, menjadi momentum penting bagi Sherly untuk menyampaikan visinya dan menyuarakan penolakan terhadap politik uang yang kerap terjadi dalam kontestasi pemilu.

Dalam orasinya, Sherly menegaskan komitmennya untuk menjaga integritas dalam politik. "Saya, kami Sherly-Sarbin anti politik uang, sekali lagi saya katakan tidak pada politik uang," ucapnya dengan lantang, menanggapi maraknya praktik politik uang yang dapat merusak kualitas demokrasi. 

Penolakan terhadap politik uang ini menjadi salah satu poin penting dalam visi politiknya, yang lebih mengutamakan proses yang bersih dan sesuai dengan etika.

Lebih lanjut, Sherly menjelaskan bahwa keinginannya untuk maju dalam Pilgub Maluku Utara bukan semata-mata karena ambisi pribadi, melainkan karena niat yang tulus untuk memajukan daerah. 

"Kenapa saya berada di sini? Karena berambisi menjadi gubernur Maluku Utara. Saya ada di sini karena jalan Tuhan, saya punya niat yang baik untuk masyarakat Maluku Utara," ungkapnya.

Sherly juga menekankan bahwa tujuan utamanya bukanlah mencari status gubernur, melainkan untuk mewujudkan perubahan positif bagi daerah. 

"Saya harus memenangkan kontestasi ini dengan cara yang benar, karena saya tidak mencari status gubernur," katanya. 

Ia menegaskan bahwa ia ingin memastikan semua janji yang telah disampaikan selama kampanye bisa terwujud dalam masa jabatannya kelak.

Namun, Sherly juga menyadari tantangan besar yang dihadapi dalam membangun Maluku Utara. Dengan APBD Provinsi yang hanya sebesar 3,7 triliun rupiah, dan dana transfer pusat yang jauh lebih besar dibandingkan dengan Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang hanya mencapai 23 persen, Sherly mengakui bahwa tantangan tersebut tidak bisa diselesaikan hanya dengan APBD. 

"Tidak mungkin semua yang saya janjikan dapat selesai dengan APBD Maluku Utara itu. Saya butuh campur tangan Tuhan, menyuruh orang-orang baik menggerakkan hati mereka di pusat untuk mengirimkan anggaran program ke Maluku Utara, sehingga saya bisa membangun Maluku Utara dengan APBN. Tanpa itu, saya tidak bisa," ungkap Sherly.

Dalam kesempatan itu, Sherly juga menyampaikan pentingnya mendapatkan ridho Tuhan dalam setiap langkah yang diambil. 

"Untuk itu saya butuh berkat Tuhan, saya butuh perkenan Allah, Tuhan yang Maha Kuasa. Saya butuh ridho-Nya. Ridho Allah jika saya dapatkan, apabila cara saya duduk di kursi gubernur itu salah, mau agama apapun diajarkan kita harus melakukan dengan cara yang benar sehingga bisa mendapatkan berkat dari Tuhan Sang Pencipta," tegas Sherly.

Sherly percaya bahwa jika niatnya baik dan sesuai dengan kehendak Tuhan, maka kontestasi Pilgub Maluku Utara akan dimenangkan dengan cara yang benar. 

"Saya percaya jika ini jalan Tuhan, jika ini takdir Tuhan, saya akan memenangkan kontestasi Pilgub Maluku Utara dengan cara yang benar. Suara Tuhan, suara rakyat, yang akan memenangkan saya sehingga saya dilantik menjadi gubernur Maluku Utara bersama dengan Pak Sarbin Sehe," ujarnya penuh harapan.

Tidak hanya itu, Sherly juga kembali menegaskan komitmennya untuk menjalankan pemerintahan yang bersih dan tanpa praktik politik uang. 

"Tuhan, Allah yang Maha Kuasa akan memberkati perjalanan kami, dan saya bisa membangkitkan Maluku Utara. Untuk itu saya harus melakukannya tanpa money politics, tanpa 'doi-doi merah'," kata Sherly, merujuk pada praktik pemberian uang yang sering terjadi dalam pemilihan umum.

Pada bagian akhir orasi, Sherly menyentuh masalah pola pemilihan yang sering kali bergantung pada uang, dan mengajak masyarakat untuk memilih pemimpin dengan integritas. 

"Pemilih yang punya integritas akan menghasilkan pemimpin yang punya integritas. Pemilih yang bisa dibeli karena uang akan menghasilkan pemimpin yang bisa dibeli dengan uang," ujarnya.

Sherly juga menekankan bahwa masa depan Maluku Utara tidak hanya akan ditentukan oleh pilihan saat ini, tetapi juga akan berpengaruh pada generasi yang akan datang. 

"Saya datang dengan niat baik, tetapi kalian yang menentukan masa depan Maluku Utara seperti apa, bukan hanya kalian, tetapi anak cucu kalian selama 10 tahun ke depan," pungkas Sherly, mengajak masyarakat untuk memilih dengan bijak dan mempertimbangkan masa depan yang lebih baik bagi Maluku Utara. (Rais Dero)

Topik:

Calon Gubernur Maluku Utara Sherly Tjoanda Pilkada Maluku Utara Maluku Utara