Tanah Longsor di Bali Renggut Delapan Nyawa

Rolia Pakpahan
Rolia Pakpahan
Diperbarui 21 Januari 2025 07:54 WIB
Delapan Orang Kehilangan Nyawa Akibat Tanah Longsor di Bali (Foto: Repro)
Delapan Orang Kehilangan Nyawa Akibat Tanah Longsor di Bali (Foto: Repro)

Denpasar, MI - Pulau Dewata, Bali, diguncang tragedi memilukan setelah dua insiden tanah longsor terjadi di Kabupaten Klungkung dan Kota Denpasar, dalam dua hari berturut-turut, Minggu (19/1/2025) dan Senin (20/1/2025). Peristiwa ini membawa duka mendalam bagi warga setempat.

Menurut laporan Pusat Pengendali dan Operasi (Pusdalops) Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) pada Senin (20/1/2025) pukul 18.00 WIB, tanah longsor di Desa Pikat, Kecamatan Dawan, Kabupaten Klungkung, pada Minggu malam, menelan empat nyawa, sementara satu orang masih dalam pencarian. Empat lainnya harus menjalani perawatan intensif akibat luka-luka yang mereka derita.

"Peristiwa nahas itu terjadi di Desa Pikat, Kecamatan Dawan pada Minggu (19/1) pukul 18.00 WITA, di mana sebuah pondok tertimpa bebatuan besar hingga menyebabkan jatuhnya korban jiwa," ujar Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari dalam keterangan resminya, Selasa (21/1/2025).

Tim gabungan dari BPBD Kabupaten Klungkung, Basarnas, TNI, Polri, PMI dan warga setempat berupaya mencari korban yang masih dinyatakan hilang sesaat setelah kejadian. Pencarian itu kemudian dihentikan karena faktor cuaca ditambah medan yang cukup curam dan dikhawatirkan terjadi longsor susulan.

"Upaya pencarian korban kemudian dilanjutkan dan membuahkan hasil. Dari hasil pencarian dan pertolongan tersebut, maka jumlah korban meninggal dunia bertambah menjadi empat orang," kata Aam sapaan Abdul Muhari.

Sementara itu, peristiwa tanah longsor berikutnya terjadi di Desa Ubung Kaja, Kecamatan Denpasar Utara, Kota Denpasar pada hari ini, Senin (20/1/2025) pukul 07.00 WITA. Pada kejadian itu, sebanyak 4 warga meninggal dunia, 1 dinyatakan hilang dan 3 lainnya luka-luka.

"Berdasarkan laporan visual, material tanah longsor dari atas tebing menimbun rumah yang ditinggali para korban. Dari hasil kaji cepat, sebanyak lima rumah rusak terdampak," jelasnya.

Tim gabungan yang terdiri dari BPBD Kota Denpasar, Basarnas, Tagana, TNI, Polri, PMI, relawan, dan masyarakat terus berupaya melakukan pencarian dan pertolongan terhadap para korban. Para korban luka segera dilarikan ke Rumah Sakit Surya Usadha.

Di sisi lain, wilayah Bali masih berpotensi dilanda hujan dengan intensitas ringan hingga lebat yang disertai petir. Kondisi cuaca ini dapat meningkatkan risiko terjadinya bencana hidrometeorologi seperti banjir, banjir bandang, dan tanah longsor.

Menurut Aam, pemerintah daerah bersama masyarakat diharapkan dapat meningkatkan kewaspadaan dan antisipasi yang merujuk pada upaya mitigasi. Apabila terjadi hujan dengan intensitas tinggi selama lebih dari dua jam maka warga yang tinggal di lereng tebing maupun bantaran sungai agar mengungsi ke lokasi yang lebih aman demi mencegah potensi risiko bencana.

"Di samping itu, monitoring sungai dan saluran irigasi maupun drainase agar dapat dilakukan secara berkala. Jika terdapat penyumbatan aliran sungai maupun saluran air sesegera mungkin agar dibersihkan demi mencegah terjadinya banjir," tandasnya. 

Aam juga menekankan pentingnya pemantauan secara intensif terhadap kondisi tanggul dan tebing.

"Jika terdapat retakan dan rekahan tanggul maupun tebing segera diambil tindakan cepat untuk penyelamatan warga dan menambal atau memperkuat ketahanan bersama instansi terkait. Masyarakat juga diharapkan dapat selalu memperbarui informasi prakiraan cuaca dari instansi terkait," pungkasnya.

Topik:

tanah-longsor-di-bali bnpb denpasar kabupaten-klungkung