Kebijakan Efisiensi Bikin Dua Hotel di Bogor Tutup Operasional

Rolia Pakpahan
Rolia Pakpahan
Diperbarui 17 April 2025 15:35 WIB
Dampak dari Kebijakan Efisiensi, Hotel Sahira Paledang Tutup operasional (Foto: Dok MI)
Dampak dari Kebijakan Efisiensi, Hotel Sahira Paledang Tutup operasional (Foto: Dok MI)

Bogor, MI - Dampak kebijakan efisiensi nyata dirasakan oleh industri perhotelan di Bogor. Dari total 120 hotel yang beroperasi di kota tersebut, empat hotel dilaporkan menghadapi masalah serius, dua di antaranya telah menghentikan operasional, sementara dua lainnya diperkirakan akan menyusul dalam waktu dekat.

Hal tersebut diungkapkan langsung oleh Wali Kota Bogor, Dedie A. Rachim, saat menghadiri panen raya padi di Kelurahan Mulyaharja, Kecamatan Bogor Selatan, Kamis pagi (17/4/2025).

"Mungkin dalam kondisi Indonesia yang sedang tidak baik baik saja ini, ada dua hotel sudah tutup dan dalam waktu dekat ini ada dua lagi yang akan tutup juga," ungkap Dedie.

Menurut Dedie, hotel-hotel yang paling terdampak adalah yang bergerak di segmen MICE (Meeting, Incentive, Convention, and Exhibition), hotel yang selama ini mengandalkan pemasukan dari aktivitas rapat dan pertemuan instansi pemerintah maupun swasta. Sementara untuk hotel dengan basis wisata maupun kuliner hingga ini masih bisa bertahan.

"Jadi untuk hotel ini pada hari-hari biasa Senin sampai Jumat okupansi hotel di Bogor ini ternyata dari MICE yaitu dari rapat rapat yang diselenggarakan instansi pemerintah," tuturnya.

Di hadapan Wakil Menteri Dalam Negeri, Bima Arya Sugiarto yang turut hadir dalam kegiatan tersebut, Dedie pun berharap dengan tutupnya hotel di Kota Bogor ini menjadi pertimbangan pemerintah pusat untuk meninjau kebijakan efisiensi tersebut. 

"Harapannya tentunya bapak ibu bisa menyampaikan pesan dari Bogor ini kepada Bapak Presiden, ternyata dampak efisiensi maupun perang tarif ini begitu dirasakan di Bogor yang begitu dekat dengan Jakarta," imbuhnya.

Selain berharap kebijakan tersebut dapat ditinjau kembali, ia menyatakan bahwa pihaknya telah menyiapkan sejumlah langkah antisipatif. Salah satunya, Pemkot Bogor mempertimbangkan sejumlah insentif, seperti penundaan pembayaran kewajiban serta penghapusan denda.

“Ini adalah langkah-langkah yang bisa kami ambil untuk membantu mereka bertahan di tengah situasi yang sulit ini,” jelasnya. 

Sementara itu, Ketua PHRI Kota Bogor Yuno Abeta Lahay, mengungkapkan hunian hotel dari Januari hingga pertengahan April 2025 mengalami penurunan tajam. Penurunan paling parah terjadi pada Maret, dengan tingkat okupansi hanya 28,9%.

“Libur Lebaran memang sempat membantu, tetapi hanya berlangsung dari 31 Maret hingga 6 April. Setelah itu, okupansi kembali turun di bawah 50%,” bebernya kepada awak media.

Yuno mengungkapkan bahwa dua dari tiga properti milik Sahira Hotel telah resmi tutup. Sementara itu, dua hotel besar lainnya dikabarkan akan menutup layanan mereka pada akhir bulan ini.

Topik:

kebijakan-efisiensi hotel-di-bogor-tutup wali-kota-bogor