Dana Yayasan Raib dari Rp 2 Miliar jadi Rp 15 Juta, Dedi Mulyadi Ngamuk

Rolia Pakpahan
Rolia Pakpahan
Diperbarui 26 April 2025 21:50 WIB
Gubernur Jawa Barat (Jabar), Dedi Mulyadi (Foto: Dok MI)
Gubernur Jawa Barat (Jabar), Dedi Mulyadi (Foto: Dok MI)

Jawa Barat, MI - Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi murka setelah mengetahui adanya oknum yang kembali menyalahgunakan dana hibah yang seharusnya digunakan untuk membantu yayasan keagamaan. 

Kejadian ini membuat Dedi Mulyadi langsung mengambil langkah tegas untuk menyetop sementara seluruh aliran dana hibah Pemprov Jabar.

Dana hibah yang biasanya diberikan kepada yayasan keagamaan, seperti madrasah dan pesantren, kini harus ditangguhkan. Dedi Mulyadi pun akhirnya buka suara mengenai alasan di balik keputusan tersebut.

Ternyata, dana hibah dari Pemprov Jabar yang nilainya mencapai miliaran rupiah banyak mengalami pemotongan.

Akibatnya, saat dana tersebut diterima oleh pihak pesantren, jumlah bantuan yang mereka terima jauh lebih kecil dibandingkan dengan nominal yang sebenarnya telah disalurkan oleh pemerintah provinsi.

Dedi mengungkapkan hal ini secara blak-blakan ketika melakukan pertemuan dengan para pejabat Kementrian Agama (Kemenag). Momen ini ia unggah di media sosial pribadinya pada Jumat (25/4/2025).

Dedi mengatakan, dari yang pernah terjadi sebelumnya, penerima dana hibah Pemprov Jabar selalu yayasan tertentu. Mereka adalah yayasan yang punya akses politik dan yang punya akses ke gubernur.

"Ustaz di kampung yang tak punya akses politik, yang tak punya akses ke gubernur, gak kebagian pak. Diajak ngumpul, yang nerima malah yang ngumpulin mereka," ujar Dedi Mulyadi.

Bahkan hal yang paling parah, lanjutnya, ada yang sampai bikin yayasan palsu demi mendapat dana hibah dari Pemprov Jabar.

"Saya tahu yang begitu pak, saya buka aja pak, sampai bikin yayasan palsu pak di Jawa Barat untuk nyerap duit pemprov, Rp 2 Miliar, Rp 1 Miliar, Rp 5 Miliar. Makanya saya setop dulu," jelasnya.

Ia menjelaskan, ketika yayasan ini bercorak agama Islam, seharusnya jadi lembaga yang halalan dan toyiban. Harus memberikan contoh yang baik jangan sampai seorang kyai dan ustaz sampai diperiksa, padahal dia tidak tau apa-apa.

"Saya diskusi dengan temen-temen DPRD, 'Kang Dedi terimakasih itu disetop dulu,' sebab kyainya dapat Rp 15 Juta, sebetulnya Rp 2 Miliar," tambah Dedi.

Oleh karena itu, kata Dedi, saat ini dirinya tengah merancang skema baru untuk penyaluran dana hibah ke yayasan keagamaan. "Saya mau bikin rasionalisasi, saya minta nanti data Kemenag berapa madrasah yang harus dibangun, yang jelas siswanya ada, dibutuhkan di wilayahnya," bebernya.

"Pemprov siap membangun, kita bangun aja, ngumpulin dana dari mana-mana, kumpulin semua, ayo kita bangun, tapi caranya harus bener," lanjut Dedi.

Ia juga menyinggung bahwa ada sejumlah yayasan keagamaan yang justru perilakunya bertentangan dengan nilai-nilai agama.
"Bukan saya anti agama, bukan. Justru menurut saya sikap-sikap seperti ini bertentangan sama agama," katanya.

"Gubernur lain mungkin gak berani, kalau saya berani pak, udah gak ada masalah dicaci maki, dibenci, terserah, yang penting saya mau merubah sistem, saya gak mau uang Jawa Barat hanya dinikmati beberapa orang itu itu juga," ungkap Dedi.

Belakangan, langkah Dedi Mulyadi yang mendatangi PSK turut menjadi perhatian publik. Gubernur Jawa Barat itu bahkan sempat menanyakan langsung soal tarif kencan kepada PSK di Subang, maksud di balik aksi Dedi tersebut pun terungkap.

Ia meminta para PSK untuk jujur menyebutkan tarif sekali kencan, karena Dedi ingin memberikan bantuan sebagai bekal untuk mereka.

Namun PSK yang berhadapan dengan Dedi Mulyadi ini malah malu sehingga Gubernur Jawa Barat tersebut memutuskan nilai uang yang akan diberikan.

Ternyata uang yang akan diberikan Dedi Mulyadi tersebut tujuannya untuk bekal pulang PSK yang dia temui. Uang itu sebagai ganti penghasilan sebagai PSK.

"Teh jujur sama saya, berapa kalau langganan ke sini?" tanya Dedi Mulyadi dikutip dari unggahan media sosialnya, Minggu (20/4/2025).

"Enggak pak," ucap si PSK malu-malu tak mau menjawab.

Dedi juga menjelaskan maksudnya menanyakan tarif sekali kencan. "Maksud saya teteh kan harus pulang dulu, tempatnya kan mau kita bongkar, saya kan harus ngasih bekel teteh pulang," jelas dedi.

Namun, PSK tersebut enggan menyebutkan tarif yang diminta, sehingga Dedi Mulyadi hanya bisa memperkirakan jumlah uang yang akan diberikannya.

Akhirnya, Dedi menyerahkan uang sebesar Rp2 juta, ditambah uang tambahan untuk ongkos pulang. Bantuan tersebut diterima langsung oleh PSK tersebut.

Topik:

dedi-mulyadi dana-hibah anggaran-yayasan