Masyarakat Maluku Utara Titip Harapan pada Presiden Prabowo untuk Purbaya

Albani Wijaya
Albani Wijaya
Diperbarui 4 Oktober 2025 3 jam yang lalu
Anggota Komisi II DPRD Malut, Aksandri Kitong (Foto: Dok MI).
Anggota Komisi II DPRD Malut, Aksandri Kitong (Foto: Dok MI).

Sofifi, MI - Harapan besar muncul dari jajaran DPRD Malut dan masyarakat agar putra-putri daerah dapat menempati posisi strategis di pemerintahan pusat. Pernyataan ini disampaikan menyusul lolosnya Ahmad Purbaya, sebagai salah satu dari tiga kandidat teratas dalam seleksi terbuka jabatan Direktur Jenderal (Dirjen) Imigrasi di Kementerian Imigrasi dan Pemasyarakatan Republik Indonesia.

Keberhasilan Purbaya menjadi sorotan karena tidak hanya mencerminkan prestasi individu, tetapi juga peluang bagi Maluku Utara untuk memperoleh jabatan strategis di tingkat nasional. Selama ini, Maluku Utara relatif kurang terwakili dalam pengambilan keputusan strategis di pemerintah pusat, meski memiliki potensi sumber daya alam dan sumber daya manusia yang mumpuni. Para tokoh daerah menilai bahwa kehadiran putra daerah di level strategis bukan sekadar simbol, tetapi juga strategi penting agar kepentingan Maluku Utara dapat diperjuangkan di pusat.

Tak hanya sebatas simbol, kehadiran putra Maluku Utara di jajaran strategis pemerintah pusat diyakini dapat memperkuat posisi tawar daerah dalam berbagai kebijakan pembangunan. Misalnya, kebijakan terkait pembangunan infrastruktur, pemberdayaan ekonomi lokal, dan regulasi kependudukan yang memengaruhi wilayah Maluku Utara secara langsung. Dengan demikian, kesempatan bagi Ahmad Purbaya bukan hanya prestasi personal, tetapi juga momentum strategis bagi Maluku Utara.

Sejak lolos seleksi tiga besar, Ahmad Purbaya menerima dukungan luas dari berbagai kalangan, mulai dari masyarakat, tokoh adat, hingga anggota legislatif. Dukungan ini tidak hanya bersifat formal, tetapi juga mencerminkan keinginan masyarakat Maluku Utara agar suara mereka diwakili di pusat. Banyak warga menilai, posisi Dirjen Imigrasi yang strategis bisa menjadi pintu bagi putra daerah untuk memperjuangkan kepentingan lokal sekaligus membuktikan kemampuan profesional.

Kesiapan Purbaya untuk menempati jabatan strategis ini bukanlah kebetulan. Ia dikenal memiliki rekam jejak profesional yang solid, pengalaman panjang di bidang administrasi publik, serta integritas tinggi. Keberhasilan lolos tiga besar seleksi terbuka menjadi bukti nyata bahwa kapasitas individu dapat bersaing secara adil dengan kandidat dari berbagai daerah di Indonesia.

Namun, pengangkatan seorang putra daerah di posisi strategis nasional selalu terkait dengan dinamika politik dan jaringan relasi. Dalam konteks ini, dukungan moral dan doa masyarakat serta perhatian legislatif lokal dianggap penting untuk memastikan kesempatan tersebut tidak terlewatkan.

“Kami mendukung Ahmad Purbaya agar pemerintah di pusat ada orang Maluku Utara. Ini adalah kesempatan untuk putra Maluku Utara yang tidak boleh kita abaikan,” kata Aksandri Kitong, anggota DPRD Malut, Sabtu (4/10).

Aksandri menambahkan bahwa dorongan moral dan doa masyarakat menjadi energi penting bagi putra daerah untuk menapaki jenjang nasional. Ia menekankan pentingnya kesadaran kolektif, bahwa dukungan sosial merupakan bagian dari tanggung jawab moral bagi semua putra daerah. Tanpa dukungan ini, peluang yang ada bisa saja terlewatkan, meski secara profesional Ahmad Purbaya memiliki kapasitas untuk bersaing di level nasional.

Ketimpangan representasi daerah di pemerintah pusat selama ini menjadi salah satu alasan munculnya harapan agar putra Maluku Utara diberi ruang. Selama puluhan tahun, Maluku Utara jarang memiliki wakil yang menduduki jabatan strategis di kementerian. Hal ini membuat aspirasi dan kebutuhan pembangunan daerah terkadang kurang terdengar di tingkat pusat, sehingga momentum Ahmad Purbaya dianggap penting untuk mengubah keadaan tersebut.

“Sesama orang Maluku Utara kita harus mendukung agar kita punya perwakilan di pemerintahan pusat. Sampai sejauh ini, perwakilan Malut di pusat dalam jajaran pemerintahan yang bisa mengambil keputusan strategis itu tidak ada orang Maluku Utara,” lanjut Aksandri.

Selain itu, ada alasan strategis lain bagi masyarakat dan DPRD Malut untuk mendukung Ahmad Purbaya. Kehadiran putra daerah di pemerintah pusat diharapkan mampu mendorong alokasi anggaran lebih proporsional, memastikan pembangunan yang lebih merata, dan mengawasi kebijakan yang berdampak pada kepentingan lokal. Dengan kata lain, keberadaan putra daerah menjadi jembatan antara kebijakan pusat dan kebutuhan daerah.

“Untuk itu warga Maluku Utara berharap agar presiden Prabowo memberikan kesempatan pada putra-putri Maluku Utara untuk bisa masuk dalam jajaran pemerintah pusat sebagai representasi perwakilan Maluku Utara,” ujar Aksandri.

Keberhasilan Purbaya lolos tiga besar seleksi Dirjen Imigrasi menjadi simbol harapan baru bagi masyarakat Maluku Utara.. Ia dipandang sebagai tokoh yang mampu membawa aspirasi daerah ke level nasional, sekaligus membuktikan bahwa kualitas profesional putra daerah tidak kalah dari kandidat dari provinsi lain.

“Ahmad Purbaya yang lolos tiga besar ini menjadi harapan masyarakat Malut. Untuk itu kami titipkan harapan dan doa semoga bapak Ahmad Purbaya diberikan kesempatan dan lolos menjadi Dirjen Imigrasi, sehingga putra Malut sudah ada dua orang di pemerintah pusat, yaitu di Kementerian Desa dan Kementerian Imigrasi,” tambah Aksandri.

Selain Aksandri, mantan anggota DPRD Halut dan mantan pimpinan di berbagai organisasi, Sahril Hi. Rauf, menyoroti dimensi profesionalisme dan politik dalam menempati jabatan strategis. Ia menekankan bahwa kesuksesan tidak semata-mata didasarkan pada koneksi politik, tetapi juga kemampuan individual dan kompetensi profesional.

“Sebagai warga negara Indonesia, semua punya hak dan peluang yang sama, tapi tidak berarti semua bisa menduduki jabatan strategis nasional. Paling tidak ada dua ruang seseorang mendapat peran dalam skala nasional: pertama mendapatkan jabatan karena memiliki relasi politik yang kuat, dan kedua karena kemampuan individual atau profesional,” kata Sahril.

Sahril menambahkan bahwa sejak masa transisi Orde Lama ke Orde Baru, beberapa generasi putra Malut memang pernah menempati posisi strategis, seperti almarhum Abdul Gafur dan Fadel Muhammad. Namun, jika dibandingkan dengan daerah lain, jumlah mereka relatif sedikit. Hal ini membuat peluang Ahmad Purbaya menjadi lebih signifikan, karena ia dapat menjadi salah satu pionir perwakilan Maluku Utara yang lebih konsisten di level nasional.

“Sederetan generasi Maluku Utara pernah menduduki jabatan strategis nasional sejak masa transisi Orde Lama ke Orde Baru, seperti almarhum Dr. Abdul Gafur dan Ir. Fadel Muhammad. Tetapi jika dibandingkan dengan daerah lain, kehadiran kita jauh lebih sedikit. Bagi saya, seseorang yang bisa menduduki jabatan butuh reposisi kuat yang bersifat personal, bukan karena kekuatan kelompok apalagi kekuatan kultural. Kita tidak punya kekuatan itu,” jelasnya.

Sahril menekankan bahwa keberhasilan Ahmad Purbaya menjadi momentum penting bagi generasi muda Maluku Utara untuk meningkatkan rasa percaya diri dan kesiapan bersaing di tingkat nasional. 

Menurutnya, prestasi Purbaya bukan sekadar kebanggaan individu, tetapi juga contoh nyata bahwa putra daerah memiliki kapasitas untuk menembus posisi strategis di pemerintahan pusat.

“Kita harus membangun kapasitas generasi muda melalui pendidikan, pengalaman profesional, dan jaringan strategis, sehingga peluang untuk menempati jabatan strategis tidak hanya milik segelintir orang,” ujar Sahril.

Mantan Ketua Cabang HMI Ternate ini kembali menekankan pentingnya memberikan apresiasi kepada putra-putri Maluku Utara yang telah menembus posisi strategis, termasuk Ahmad Purbaya, Taufik Majid, dan generasi sebelumnya. Keberhasilan mereka dianggap sebagai contoh konkret bahwa putra daerah memiliki kapasitas untuk berkompetisi di level nasional.

Menurut dia, apresiasi ini juga menjadi momentum untuk membangun narasi yang lebih luas, yaitu bahwa peluang untuk menempati posisi strategis seharusnya terbuka bagi semua anak bangsa, tanpa melihat jumlah atau latar belakang daerah asal. Ia menekankan bahwa meritokrasi dan kompetensi profesional harus menjadi dasar utama.

Selain itu, Sahril menyoroti bahwa kondisi politik dan kekuasaan tidak bisa dilepaskan dari kebijakan dan keputusan yang bersifat subjektif. Oleh karena itu, kesempatan bagi generasi muda untuk menembus posisi strategis membutuhkan persiapan, integritas, dan strategi yang matang agar peluang tersebut dapat diraih secara adil.

“Dari pendekatan ini kita patut apresiasi kepada saudara Ahmad Purbaya, Taufik Majid, dan generasi lain sebelumnya, sekaligus membangun narasi bahwa peluang itu sama untuk semua anak bangsa, bukan soal jumlah yang relatif sedikit. Kondisi politik dan kekuasaan juga tidak mengabaikan kebijakan dan keputusan yang bersifat subjektif,” tutur Sahril.

Keberhasilan Ahmad Purbaya kini menjadi fokus perhatian masyarakat Maluku Utara, yang menaruh harapan besar agar Presiden Prabowo Subianto mempertimbangkan kapasitas profesional dan kontribusi daerah dalam menentukan pengangkatannya. Dukungan legislatif, doa masyarakat, dan rekam jejak profesional menjadi modal moral penting bagi putra Maluku Utara di tingkat nasional.

Analisis politik nasional menunjukkan bahwa Presiden Prabowo Subianto memiliki peluang strategis untuk menempatkan putra daerah di posisi strategis sebagai bentuk inklusivitas dan pemerataan representasi. Hal ini akan menjadi sinyal positif bagi daerah-daerah lain yang selama ini merasa kurang terwakili di tingkat pusat.

Jika Ahmad Purbaya resmi dilantik sebagai Dirjen Imigrasi, ia akan menjadi contoh nyata bahwa kualitas profesional dan integritas dapat membuka jalur bagi putra daerah Maluku Utara untuk bersaing di level nasional, sekaligus memberi inspirasi bagi generasi muda untuk menyiapkan diri menghadapi panggung nasional.

Aspirasi ini diharapkan menjadi momentum perubahan bagi Maluku Utara dalam memperoleh representasi yang lebih adil di pemerintahan pusat, bukan hanya soal simbol, tetapi soal pengaruh nyata dalam perumusan kebijakan yang berdampak pada daerah.

Dengan dukungan politik, aspirasi masyarakat, dan latar belakang profesional yang solid, Ahmad Purbaya kini berada di persimpangan penting kariernya. Keputusan Presiden Prabowo Subianto dalam waktu dekat diperkirakan akan menentukan apakah harapan masyarakat Maluku Utara akan terwujud dalam bentuk kehadiran putra daerah di jajaran strategis pemerintah pusat. (Jainal Adaran)

Topik:

Ahmad Purbaya Seleksi Calon Dirjen Imigrasi