Karya "Ayah Kandung" Godam yang Tak Lekang oleh Waktu: Literasi Visual untuk Para Komikus Muda Indonesia

Gatot Eko Cahyono - Pengamat Seni - Alumnus FSRD ISI Yogyakarta 1988

Gatot Eko Cahyono - Pengamat Seni - Alumnus FSRD ISI Yogyakarta 1988

Diperbarui 12 November 2024 09:07 WIB
Tokoh fiksi komik dalam serial superhero Godam, karya Wid NS(Foto: Dok MI)
Tokoh fiksi komik dalam serial superhero Godam, karya Wid NS(Foto: Dok MI)

IKON tokoh superhero Godam, sosok rekaan atau fiksi karya maestro komikus Wid NS ( Widodo Noor Slamet) kelahiran Yogyakarta 17 September 1938.

Godam adalah superhero asli ciptaan Wid NS (pengaruh tokoh Superman, yang bisa terbang) yang bertugas pembela kebenaran , melawan kejahatan. 

Seputar tahun 1968-1980 ada sekitar 15 seri cerita Godam yang dikenal sebagai Awang. Godam berarti sebuah palu besar bergagang panjang yang mempunyai kekuatan pukul yang besar. 

Cerita superhero Godam dilanjutkan oleh putranya Sungging Pramudito tahun 2006, setelah Wid NS meninggal 23 Desember 2003. Wid NS meninggal jelang pembukaan pameran lukisannya dan beberapa karya komiknya, di Tembi Rumah Budaya, Bantul, Yogyakarta.

Selain karya superhero Godam, Wid NS juga banyak menciptakan karya-karya seperti seri wayang, seri kepahlawanan misalnya: Ny Ageng Serang (dimuat di majalah Ananda, 1980), Sembilan pintu naga (dimuat di koran Suara Pembaruan), Pewaris Neraka (dimuat di koran Berita Nasional), Manten Cungkup (dimuat di majalah berbahasa Jawa, Djaka Lodang) dan masih banyak yang lainnya.

Literasi visual yang langka 
Dari tanggal 12-16 November 2024 puluhan penggalan -penggalan karya Wid NS dipamerkan di Balai Budaya jl Gereja Theresia 47, Menteng, Jakarta pusat.

Disebut penggalan karya, karena 'art work' asli ilustrasi  dan juga komik karya Wid NS, 'sempat diselamatkan ' dikoleksi oleh Prof Dr Chryshnanda Dwilaksana (perwira tinggi Polri, pelukis, dosen, owner Kampoeng Semar, dan salah satu penggemar karya komik). Berkat puluhan koleksi karya tersebut, ide dan gagasan utama dari Chryshnanda Dwilaksana, pameran langka ini bisa terlaksana dengan baik.

Tentu merupakan suatu pameran yang langka, karena karya-karya Wid NS di mana masa itu belum ada komputer dengan berbagai aplikasinya, Wid NS sudah bisa menggambar realis , punya karakter cerita Indonesia asli dengan teknis yang luar biasa.

Maka tak heran sosok Wid NS pantas masuk dalam jajaran salah satu maestro ilustrator dan komikus Indonesia.

Bagi ilustrator dan komikus generasi muda indonesia, tentu ini merupakan sebuah literasi visual yang langka,  'mahal' dan inspiratif. Roh spirit karya Wid NS bisa menginspirasi untuk komikus generasi muda dalam berkarya .

Karya - karya Wid NS bukan saja sekedar dokumentasi, tetapi ini menjadi peninggalan "ilmu" yang patut ditiru diteladani spirit berkaryanya. Apalagi di era komputer dengan berbagai kemajuan teknologi aplikasi misalnya AI, menjadi kan segala sesuatunya menjadi mudah dalam hal teknis.

Namun tetap juga dipikirkan masalah mengisi "jiwa atau roh" dalam sebuah karya komik atau pun ilustrasi, sehingga tidak hambar .

Ada cerita di masa hidupnya, sewaktu Hasmi (pencipta tokoh superhero Gundala putera petir) yang sedang bermain ke rumahnya, intinya bilang begini:" Ngapain nggambar bagus-bagus mas  kalau honornya cuman murah ". 

Kemudian Wid NS menjawab:" Saya tidak berpikir untuk masalah akan laku  berapa karya saya, tetapi yang utama saya tetap berkarya sebaik mungkin".

Suatu idealisme dan prinsip berkarya yang luar biasa. Hasmi dan Wid NS pernah kolaborasi dalan sebuah karya komik superhero yang berjudul ' Robot Penakluk' (kira -kira tahun 1971-1972). Dalam cerita itu ada Godam, Gundala putera petir, Masa, dan Pangeran Melar.

Meskipun Wid NS sudah tiada, namun karya-karyanya tetap hidup sepanjang masa tak lekang oleh waktu 

Topik:

Literasi Visual Wid NS Komik Cerita Seri Wayang