Partai Pemenang Pemilu 2014 dan 2019 Tak Lagi Kuat Alias Lemah
![Dhanis Iswara](https://monitorindonesia.com/index.php/storage/media/user/avatar/VoNo6JTUrDAPOfAguLpW0li1Z5jIpivBSpcblvgu.jpg )
![Partai Pemenang Pemilu 2014 dan 2019 Tak Lagi Kuat Alias Lemah Logo PDI Perjuangan (Foto: Dhanis/MI)](https://monitorindonesia.com/index.php/storage/news/image/187opsgEPMvqpFCIwZ3rPQ0x1LiwSBlrRWvl5UgF.jpg)
Jakarta, MI - Pengamat Politik Citra Institute Efriza, menanggapi soal menteri-menteri PDI Perjuangan yang ingin mundur dari kabinet pemerintahan Joko Widodo namun tak diberi izin oleh Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri.
Menurutnya PDIP saat ini telah berubah menjadi partai politik yang kehilangan jati dirinya sebagai partai besar.
"PDIP secara organisasi menjadi tampak tak percaya diri. Elite-elite PDIP berkomentar menyerang sekaligus mengeluh dengan cara bersamaan. Teknik komunikasi politik dan strategi politik seperti ini, menggiring opini publik bahwa PDIP plin-plan dan tak percaya diri," kata Efriza kepada Monitorindonesia.com, Selasa (14/11).
Efriza menilai, sikap yang ditunjukkan PDIP saat ini hampir sama dengan yang diperlihatkan Nasdem. Sudah tak sejalan dengan pemerintah, tetapi tetap ingin menjadi bagian dari penguasa, karena merasa pernah berjasa menjadikan Joko Widodo sebagai Presiden RI.
"Jika dicermati, sebenarnya, sama saja PDIP dengan Nasdem. Berseberangan dengan Pemerintah, tetapi tetap ingin mempertahankan kursi menteri. Dasarnya juga sama, karena merasa sebagai pendukung loyal kepada Jokowi. Sudah berjuang keras membantu memenangkan Jokowi sebagai Presiden," ujarnya.
Sebagai partai pemenang Pemilu tahun 2014 dan 2019 harusnya PDIP menunjukkan sikapnya sebagai seorang pemenang. Bukan justru menunjukkan sikap lemah terhadap tiga orang kadernya yang berseberangan.
"Gaya politik PDIP seperti ini, malah menunjukkan PDIP lemah secara institusi. Wajar, jika memungkinkan ke depannya, masyarakat malah perlahan tak simpatik lagi kepada PDIP, sebab sikap dari PDIP yang ambigu," tuturnya.
Dengan cara seperti ini, PDIP sebagai corong rujukan partai politik telah kehilangan marwahnya.
"Penilaian masyarakat ini tentu saja tak baik jika yang disebut ambigu dan plin-plan adalah terkait marwah, kehormatan dari institusi PDIP-nya," pungkasnya.
"Sebab, institusi terkesan tak berdaya, telah dilemahkan oleh segelintir sosok seperti Jokowi, Gibran, dan Bobby, tentunya amat miris," tandasnya. (DI)
Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya
![KPK Buka Peluang Periksa Herman Hery, Anggota DPR Fraksi PDIP yang Rumahnya Dikabarkan Digeledah Terkait Korupsi Bansos Covid-19 Herman Hery, Anggota DPR Fraksi PDIP (Foto: MI/Antara)](https://monitorindonesia.com/index.php/storage/news/image/herman-hery-anggota-dpr-fraksi-pdip.webp)
KPK Buka Peluang Periksa Herman Hery, Anggota DPR Fraksi PDIP yang Rumahnya Dikabarkan Digeledah Terkait Korupsi Bansos Covid-19
24 Juli 2024 13:25 WIB
![PDIP Belum Kepikiran Jalin Kerja Sama dengan PSI di Pilkada Serentak 2024 Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto (kanan) bersama Ketua Tim Pemenangan Pilkada Nasional PDIP Adian Napitupulu (kiri). (Foto: Antara)](https://monitorindonesia.com/index.php/storage/news/image/hasto-adian.webp)
PDIP Belum Kepikiran Jalin Kerja Sama dengan PSI di Pilkada Serentak 2024
23 Juli 2024 21:40 WIB