Sindir Kubu Anies! Surya Paloh Tegaskan, Ketika Berhadapan dengan Suara Terbanyak Harus Pikir Dulu "Kita Sudah Banyak Suara Belum?"

Adelio Pratama
Adelio Pratama
Diperbarui 24 Maret 2024 08:56 WIB
Surya Paloh (Foto: Istimewa)
Surya Paloh (Foto: Istimewa)

Jakarta, MI - Presiden terpilih 2024-2029 Prabowo Subianto secara terang-terangan mengajak Partai NasDem untuk bergabung dalam koalisi pemerintahan masa mendatang. Kondisi tersebut membuat usulan hak angket semakin terlihat tidak akan terlaksana. 

“Saya selalu menawarkan, saya selalu mengajak (NasDem bergabung),” kata Prabowo saat ditanya apakah akan mengajak Surya Paloh bergabung dalam koalisinya di NasDem Tower, Jumat (22/3/2024).

Jika NasDem bergabung dengan koalisi pemerintahan Prabowo, maka NasDem tidak akan mengajukan hak angket Pemilu 2024 di DPR. 

“Kita lihat,” kata Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh singkat saat ditanya khawatir akan gembosi upaya di Mahkamah Konstitusi (MK).

Surya Paloh sebelumnya memang belum juga memastikan partainya akan ikut dalam proses pengajuan hak angket Pemilu 2024 di DPR. Dia bahkan memberi isyarat tak akan ikut dengan berdalih masih menunggu partai-partai lain yang jumlah kursinya lebih banyak.

“Kita lihat ini sejauh mana progresnya berjalan. Lihat-lihat dulu pada partai yang mendapatkan suara dan kursi paling banyak," kata Surya Paloh di Kantor Nasdem, Rabu (20/3/2024).

Hal ini semakin menegaskan posisi Nasdem yang tidak serius dan punya dasar yang kuat terhadap rencana Hak Angket Pemilu 2024. Partai ini hanya akan ikut jumlah mayoritas pendukung atau penolak hak angket.

Padahal, Surya Paloh dan Nasdem kerap mengumbar tentang semangat koalisi perubahan yang kerap menuding terjadinya kecurangan masif pada kontestasi politik tahun ini. Akan tetapi, mereka justru tak setegas rekan koalisinya, PKS yang sudah memastikan akan ikut mendukung hak angket.

“Ini perlu kita pikirkan bersama. Karena apa? demokrasi yang ada pada saat ini tidak lagi mengedepankan azas musyawarah dan mufakat, tapi suara terbanyak. Ketika kita berhadapan suara terbanyak, kita harus pikir dulu, kita sudah banyak suara belum,” ujarnya. 

Menurut Paloh, jika pun Partai Nasdem mendorong hak angket, hal itu hanya bentuk dukungan terhadap hak anggota dewan dari partai politik yang mengajukan. Bukan sebuah keputusan dan kesadaran Partai Nasdem untuk memeriksa jalannya Pemilu 2024