PDIP Bakal Tulis Sejarah Tandingi Versi Kemenbud

Reina Laura
Reina Laura
Diperbarui 16 Juni 2025 21:27 WIB
Politikus Senior PDI Perjuangan, Bambang Wuryanto alias Bambang Pacul (Foto: Doc. MI)
Politikus Senior PDI Perjuangan, Bambang Wuryanto alias Bambang Pacul (Foto: Doc. MI)

Jakarta, MI - Ketua DPP PDIP Bambang Wuryanto alias Bambang Pacul mengatakan, bahwa PDI Perjuangan (PDIP) juga akan menulis ulang sejarah guna menandingi versi penulisan sejarah, yang kini sedang disusun oleh Kementerian Kebudayaan.

Hal tersebut disampaikan Bambang, merespons kontroversi pernyataan Menteri Kebudayaan Fadli Zon soal pemerkosaan saat kerusuhan Mei 1998. Menurut dia, penulisan ulang sejarah, bakal selalu dicampuri dengan subjektivitas.

"Yang diinisiasi oleh Pak Menteri Kebudayaan Fadli Zon, ini gimana sikap PDI Perjuangan? PDI perjuangan juga akan menulis sejarah," kata Bambang di kompleks parlemen, Jakarta, Senin (16/6/2025).

Dia pun meminta agar pemerintah saat ini, kembali membaca pernyataan Presiden BJ Habibie, terkait kasus pemerkosaan saat kerusuhan Mei 1998. Menurut dia, Habibie merupakan Presiden de jure yang ada pada saat itu.

Fadli Zon, lanjut Bambang, memiliki subjektivitas dan akan mengambil cara yang berbeda, dalam mengamati kasus 1998 itu. 

Bambang pun tidak ingin terkesan ngotot terhadap pernyataan Fadli tersebut, tetapi hal itu akan dibuktikan dengan fakta.

"Jadi kalau hanya ngotot-ngotot, ya kita bikin sejarah kita sendiri dengan fakta yang kita punya sendiri, kan begitu aja," ungkapnya.

Di sisi lain, dia pun menilai bahwa unsur subjektivitas memang biasa muncul dalam penulisan sejarah, sesuai budaya ketimuran. Pasalnya, dia menilai bahwa budaya negara-negara timur kerap mengedepankan perasaan.

"Apakah kalau Pak Pacul yang nulis? Sama saja aku juga punya subjektivitas, gitu loh," tandasnya.

Topik:

PDIP Sejarah Versi Kemenbud Fadli Zon