Presiden "Ndasmu" Lakukan Evaluasi untuk Bisa Bertahan sampai 2029


Jakarta, MI - Banyak kejutan yang muncul di awal pemerintahan Presiden Prabowo Subianto - Gibran Rakabuming Raka yang dilantik pada 20 Oktober 2024.
Satu hari setelah dilantik, Prabowo melantik 7 menteri koordinator, 41 menteri, 55 wamen, dan 5 pejabat setingkat menteri dalam kabinet yang dinamai Kabinet Merah Putih.
Pada 100 hari pemerintahan Prabowo, tingkat kepuasan masyarakat mencapai lebih dari 80 persen berdasarkan survei.
Mungkin Prabowo menganggap sudah dapat memuaskan rakyat sehingga seenaknya mengeluarkan kata-kata ketika merespon kritik terhadap kabinet yang gemuk.
Dengan yakinnya Prabowo mengeluarkan kata-kata "ndasmu" menanggapi para akademisi, aktivis, pengamat yang mengkritik banyaknya anggota Kabinet Merah Putih.
"Seharusnya Prabowo sadar bahwa akademisi, aktivis dan pengamat merupakan rakyat Indonesia yang juga memiliki sumbangsih melalui berbagai kutipan pajak untuk menggaji dirinya dan membiayai program yang dijalankan," kata Direktur Rumah Politik Indonesia, Fernando Emas, kepada Monitorindonesia.com, Rabu (19/3/2025).
Prabowo tentu sangat mengetahui, bahwa sumber dana untuk menggaji anggota Kabinet Merah Putih dan program yang dijalankan bukan bersumber dari pribadinya. "Layaklah kalau perkataan tersebut dikembalikan pada dirinya sehingga dapat dijuluki Presiden "Ndasmu"," tutunya.
Kejutan lain dari kepemimpinan Presiden "Ndasmu" adalah informasi yang diberikan oleh Menteri Keuangan mengenai defisit APBN yang mencapai Rp 31,2 triliun.
Tentu defisit yang cukup besar diawal pemerintahan dan diawal tahun 2025 yang membuat was-was banyak pihak termasuk pemerintah sebagai penyelenggara negara.
Belum selesai sampai di situ, pada Selasa 18 Maret 2025 yang lalu terpaksa Bursa Efek Indonesia (BEI) terpaksa harus menghentikan sementara perdagangan saham karena Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) anjlok mencapai 5%.
"Seharusnya Presiden "Ndasmu" bisa segera mengevaluasi kepemimpinannya yang masih gampang goyang walaupun menurut perhitungan Komisi Pemilihan Umum (KPU) memenangkan 58 % lebih suara pada pemilu 2024 lalu," bebernya.
Teriakan Hidup Jokowi! membuat rakyat sadar bahwa dihati Prabowo bukanlah rakyat tetapi Joko Widodo yang dianggap sangat berjasa dalam membantu kemenangannya pada pilpres 2029.
Sikap acuh Prabowo pada respon masyarakat yang menolak revisi UU TNI dan keterlibatan TNI pada jabatan sipil akan menjadi catatan penting bagi masyarakat.
"Ingat Presiden "Ndasmu" bahwa dukungan yang katanya mencapai 58 % lebih, hasil survei kepuasan 80 %, juga dukungan seorang KSAD yang merendah otak para pengkritik revisi UU TNI tidak akan mampu menjamin bertahan kepemimpinan anda sampai akhir masa jabatan," lanjutnya.
Rakyat yang memberikan mandat dan membiayai pemerintahan yang anda pimpinan, sehingga rakyat juga memiliki hak mencabut mandat itu walaupun belum genap mencapai 5 tahun.
Apalagi hanya seorang Mayor Teddy yang belakangan ramai diperbincangkan karena pangkat dinaikkan dan posisi Seskab dikerdilkan menjadi eselon dua dibawah Sekretaris Militer sangat tidak cukup untuk memastikan Kepemimpinan Prabowo sampai pada akhir periode kepemimpinan.
"Kembali saya ingatkan, Presiden Soeharto yang sudah menjabat selama 32 tahun dan sangat didukung oleh ABRI dan parlemen pada saat itu namun bisa lengser oleh gerakan mahasiswa dan rakyat," jelasnya.
"Masih ada waktu bagi Prabowo melakukan pembenahan gaya kepemimpinan dan melakukan seleksi terhadap orang yang membantu dalam pemerintahan agar mampu bertahan sampai akhir kepemimpinan di tahun 2029," imbuhnya.
Topik:
Ndasmu Presiden