Mengenal Actemra dan Kevzara, Obat Covid Rekomendasi WHO

mbahdot
mbahdot
Diperbarui 25 Juli 2021 13:40 WIB
Monitorindonesia.com - Obat radang sendi Actemra dan Kevzara direkomendasikan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk membantu mengobati COVID-19. Berdasarkan penelitian WHO, Actemra dan Kevzara diklaim dapat mengurangi risiko kematian dan kebutuhan ventilasi. Hasil ini didapatkan dari penelitian yang melibatkan 11.000 pasien yang terinfeksi virus corona dengan gejala berat dan kritis. Sejatinya, Actemra dan Kevzara sebenarnya merupakan obat yang digunakan untuk pengobatan radang sendi. Diketahui bahwa beberapa penyakit yang dapat diobati Actemra dan Kevzara adalah rheumatoid arthritis (RA), arteritis sel raksasa (GCA), arthritis idiopatik poliartikular aktif (PJIA), danarthritis idiopatik sistemik aktif (SJIA). Selain permasalahan sendi, Actemra dan Kevzara juga dapat digunakan untuk membantu memperlambat laju penurunan fungsi paru-paru pada orang dewasa. Namun keduanya baik Actemra dan Kevzara merupakan obat yang sangat keras sehingga harus digunakan dengan resep dan pengawasan dokter. Sebelum penggunaan, dokter akan betul-betul melakukan screening yang ketat mengenai kemungkinan penggunaan obat ini kepada pasiennya. Bila tidak, akan muncul gejala-gejala yang sangat berat. Actemra Sebelum WHO merilis rekomendasi obat ini, Food Drug Administration (FDA) Amerika Serikat telah menyetujui penggunaan darurat obat Actemra untuk pasien COVID-19. Penggunaan Actemra disetujui untuk anak berusia 2 tahun ke atas dengan kortikosteroid, membutuhkan oksigen tambahan, ventilasi mekanis non-invasif atau invasif, serta oksigenasi membran ekstrakorporeal (ECMO), menilik catatan dari drugs.com. Actemra merupakan merek dagang obat berjenis tocilizumab. Dilansir dari RXlist, obat tocilizumab selama ini digunakan untuk mengobati penyakit rheumatoid arthritis (RA) bergejala sedang hingga berat pada anak-anak dan orang dewasa. Peneliti WHO menggunakan Acterma untuk melemahkan sistem imun, sehingga risiko kematian akibat peradangan badai sitokin dapat diminimalisir. Kendati demikian, sebuah penelitian yang dirilis oleh NCBI pada 16 September 2020 menyatakan masih dibutuhkan uji klinis lebih lanjut mengenai khasiat Acterma dalam mengobati COVID-19. Sebab, obat Actemra dapat menyebabkan sejumlah efek samping. Menurut dr. Sara Elise, efek samping tersebut, antara lain sakit kepala, hipertensi, reaksi lokal pada area suntikan (nyeri dan pegal), hingga infeksi saluran pernapasan. Pada kasus yang lebih ekstrem, Actemra dapat menyebabkan urin berwarna gelap, penyakit kuning, batuk dan feses berdarah, ruam, hingga kulit melepuh dan terbakar. #Mengenal Actemra dan Kevzara Kevzara Kevzara merupakan merek dagang obat berjenis sarilumab. Berdasarkan Medical News Today, obat ini digunakan untuk mengobati radang sendi RA bergejala sedang dan berat pada orang dewasa yang mengalami intoleransi obat antirematik pemodifikasi penyakit (DMARDs). Seperti Actemra, obat ini diklaim dapat melemahkan sistem imun, sehingga risiko kematian akibat peradangan badai sitokin pada pasien COVID-19 bergejala berat dan kritis dapat diminimalisir. Meski begitu, sebuah penelitian yang dirilis NCBI mengatakan, butuh penelitian lebih lanjut untuk memperoleh bukti kuat soal khasiat Kevzara dalam mengobati pasien COVID-19. Hal ini dilakukan guna meminimalisir efek samping penggunaan obat off-label ini. Menurut dr. Sara Elise (klik dokter), konsumsi Kevzara dapat menyebabkan sejumlah efek samping, seperti meler, hidung tersumbat, dan nyeri tenggorokan. Lalu, reaksi lokal pada bekas suntikan berupa pegal dan kemerahan, infeksi saluran kemih, hingga infeksi saluran pernapasan juga dapat muncul setelah konsumsi obat ini. Harga Menurut harga eceran tertinggi (HE) oleh Kemenkes, Actemra dijual dengan nama Tocilizumab. Tocilizumab 400 mg/20 ml infus dijual seharga Rp 5.710.600, dan Tocilizumab 80 mg/4 ml infus sipatok Rp 1.162.200. Sementara itu untuk Kevzara, belum ada info resmi mengenai apabila obat ini telah masuk ke Indonesia. Namun di Amerika Serikat (AS), mengutip Drugs.com, obat ini sendiri dipatok dengan harga US$ 3.827 atau setara Rp 55 juta untuk dosis150 mg/1.14 mL #Mengenal Actemra dan Kevzara

Topik:

-