Warning Epidemiolog Jika Covid-19 Berakhir 5 Tahun, Berpotensi Chaos di Masyarakat

Reina Laura
Reina Laura
Diperbarui 2 Agustus 2021 15:01 WIB
Monitorindonesia.com - Ahli epidemiolog klinis (clinical epidemiolog) Ahlina Institute, Dr. Tifauzia Tyassuma memperkirakan pandemi virus corona atau Covid-19 di Indonesia, bakal berlangsung lama antara 3-5 tahun lagi. "Pandemi ini masih sulit untuk dikendalikan hingga 2022 mendatang," kata Dr Tifauzia Tyassuma seperti dikutip dari kanal YouTube Gelora TV, Senin (2/8/2021). Sebab menurutnya, Covid-19 memiliki karakter melakukan mutasi, membentuk varian-varian baru seperti Varian Delta yang memiliki daya tular cepat dan mematikan terhadap pasien yang terjangkiti virus Corona. "Kita mesti siap-siap dari sekarang, pandemi ini tidak akan berhenti di akhir 2022, karena virus ini memiliki karakter melakukan mutasi. WHO sudah memberi nama dengan abjad-abjad Yunani, dan kalau lihat mutasinya, abjad Yunani bisa habis untuk menamai Virus Corona ini," tambahnya lagi. Karena itu, menurut Dr. Tifa -sapaan Tifauzia Tyassuma, pandemi Covid-19 di Indonesia diperkirakan masih akan berlangsung 3-5 lagi. Dalam kurun waktu itu, Covid-19 akan membentuk varian-varian baru lebih banyak lagi, termasuk varian lokal Indonesia yang bisa mencapai lima varian baru. "Pandemi ini sedikitnya, masih akan berlangsung antara 3 sampai 5 tahun 3 lagi dengan dengan asumsi, bahwa mutasi yang terjadi ini belum ada solusi untuk dilakukan pengendalian sama sekali," ujarnya. Namun ahli penyakit menular dan tidak menular ini berpendapat, bahwa pandemi Covid-19 akan hilang dengan sendirinya sesuai dengan karakternya sebuah virus. Tentunya, apabila sudah tidak ada inang untuk berkembang biak dan tidak bisa melakukan mutasi di tubuh manusia. "Jika berlandaskan pada karakterdari virus dan sifat dari pandemi yang terjadi selama ini di dunia, akan menyelesaikan dirinya sendiri pada suatu ketika virus ini tidak bertemu lagi dengan manusia yang menjadi inang," jelasnya. Hal itu, masih menurut Dr. Tifa, terjadi apabila seluruh manusia sudah memiliki antibodi atau kekebalan, baik mereka yang telah terinfeksi secara alamiah (terpapar Covid-19) maupun yang dimasukkan virus kedalam tubuh melalui vaksin. "Sejak September 2020, saya sudah berikan warning, kalau seandainya menjadi jalan keluar, maka vaksin yang harus diberikan pemerintah adalah vaksin sultan, vaksin dengan efektifitas tertinggi sampai 92 seperti di Amerika dan Eropa, bukan seperti sekarang," katanya. Dr Tifa mengkhawatirkan, dampak pandemi Covid-19 yang akan berlangsung lama dan berkepanjangan bisa menimbulkan frustasi di masyarakat, dan  berujung pada kerusuhan massa (chaos) di masyarakat. "Ini yang paling kita khawatirkan. Untuk itu, kita mesti bersama-sama segera bahu-membahu untuk mencegah, jangan sampai krisis sosial ini menjadi chaos," tutupnya. (Ery)

Topik:

Covid-19