Vaksinasi Covid-19 Indonesia Berada di Posisi Enam Besar Dunia

Adrian Calvin
Adrian Calvin
Diperbarui 8 September 2021 12:37 WIB
Monitorindonesia.com - Guru Besar Fakultasn Kedokteran Universitas Indonsai (FK-UI) dan Anggota Komite Penasihat Ahli Indonesian Technical Advisory Group on Immunization (ITAGI), Prof.DR.dr. Soedjatmiko, SpA (K), Msi., mengatakan, vaksinasi Covid-19 Indonesia berada di posisi enam besar dunia. "Kita bersyukur pemerintah bekerja keras bisa mendapatkan vaksin dengan cepat, dan masyarakat juga sadar menjaga prokes serta mau divaksinasi sehingga kasus Covid-19 menurun. Yang penting adalah menjaga agar tidak terjadi gelombang ketiga," ujar Soejatmiko kepada wartawan di Jakarta, Rabu (8/9/2021). Menurut Prof. Miko sapaan Soejatmiko, agar bisa hidup berdampingan dengan virus corona, harus dimulai dari diri sendiri dan keluarga agar jangan sampai kemasukan virus. "Supaua tidak sakit, dan virusnya tidak bisa bermutasi, maka harus taat prokes. Kalau virus masuk ke dalam tubuh, maka bisa bermutasi dan berubah sifat, misalnya lebih cepat menular dan tidak mempan vaksin," tambanya lagi. Namun di sisi lain, Prof. Miko menekankan kalau vaksin bukan perlindungan utama. Tapi yang utama adalah virus jangan masuk ke tubuh melalui hidung, mata dan mulut. "Caranya patuh protokol kesehatan (proker) prokes, pakai masker dengan benar, jangan longgar, jangan melorot, harus menutup hidung mulut dan dagu, cuci tangan dan jaga jarak. Dengan memakai masker yang benar, maka kita akan terlindung dari virus varian apapun, khususnya saat berada di fasilitas umum. Riset menunjukan, hanya melepas masker 10 detik saja bisa terpapar varian Delta," katanya. Lanjut Prof. Miko, orang yang mobilitasnya tinggi disarankan memakai masker dengan benar dan tetap memakainya saat berada di rumah. Karena, jika virus terlanjur masuk ke saluran napas bisa menular ke orang lain saat tidak terlindung masker. "Saat terpapar virus corona, orang yang sudah divaksinasi, maka vaksin akan merangsang kekebalan tubuh. Tentara dalam tubuh akan menyerang virus,” tuturnya. Dijelaskan bahwa masker efektif melindungi 77-79% jika dipakai dengan benar, sedangkan vaksin memberikan perlindungan 65-95% tergantung jumlah dan varian virus. "Vaksin ini benteng kedua setelah patuh prokes. Pastikan kaum yang rentan, misalnya lansia, yang belum divaksin agar segera divaksin dua kali. Studi menunjukkan lansia (lanjut usia) yang belum divaksin jika terkena Covid-19 kemungkinan meninggal 46%," beber Prof. Miko. Selain lansia, orang dengan komorbid (penyaki bawaan) juga didorong melakukan vaksinasi asal kondisinya stabil, demikian juga anak-anak usia 12-17 tahun. "Setelah divaksin selalu patuh prokes," tandas Prof. Miko. (Ery)

Topik:

vaksinasi