Sudden Cardiac Arrest atau Henti Jantung Mendadak

Tim Redaksi
Tim Redaksi
Diperbarui 12 Oktober 2022 19:53 WIB
Jakarta, MI - Henti jantung mendadak atau sudden cardiac arrest adalah kondisi ketika jantung berhenti berdetak secara tiba-tiba. Kondisi ini dapat ditandai dengan hilangnya kesadaran dan napas yang berhenti. Penyebab Henti Jantung Mendadak Henti jantung  atau sudden cardiac arrest mendadak disebabkan karena adanya gangguan irama jantung yaitu ventrikel fibrilasi. Ventrikel fibrilasi adalah gangguan irama jantung yang membuat ventrikel jantung hanya bergetar saja, bukan berdenyut untuk memompa darah, sehingga menyebabkan jantung berhenti secara mendadak. Selain adanya kerusakan, berikut 7 penyebab terjadinya Sudden Cardiac Arrest: Adanya luka pada jaringan jantung. Jika hal ini terjadi, aritmia dan serangan jantung bisa saja terjadi secara mendadak. Mengidap kardiomiopati, yaitu kondisi saat otot jantung mengalami penebalan atau pelebaran. Mengidap kelainan pembuluh darah. Pada kasus henti jantung secara mendadak, adanya kelainan pada arteri koroner dan aorta bisa jadi penyebab terjadinya kondisi ini. Kelainan pembuluh darah sendiri dapat dipicu oleh aktivitas yang terlalu berat. Mengidap penyakit arteri koroner, yaitu penyakit yang terjadi ketika adanya penyumbatan aliran darah menuju jantung. Hal ini dapat dipicu oleh kolesterol atau kondisi lain yang dapat mengurangi aliran darah ke jantung. Mengidap serangan jantung, yaitu kondisi yang terjadi ketika aliran darah menuju otot jantung terhambat, sehingga jantung tidak cukup mendapat oksigen yang dibawa oleh darah. Mengidap penyakit katup jantung, yaitu kondisi yang terjadi saat katup jantung tidak dapat bekerja dengan normal. Hal ini dapat disebabkan oleh katup jantung yang menyempit atau bocor, sehingga otot jantung menebal dan melebar. Mengidap penyakit jantung bawaan lahir. Kelainan ini lebih dikenal dengan kelainan jantung kongenital, yang merupakan kelainan struktur jantung yang terjadi sejak lahir. Faktor Resiko Sudden cardiac Arrest lebih berisiko terjadi pada orang-orang yang sudah memiliki penyakit jantung sebelumnya, seperti: Penyakit jantung koroner Penyakit otot jantung (kardiomiopati) Gangguan katup jantung Penyakit jantung bawaan Sindrom marfan. Selain menderita penyakit jantung, seseorang akan lebih berisiko terkena henti jantung mendadak jika: Berusia di atas 45 tahun (pria) atau di atas 55 tahun (wanita). Memiliki keluarga dengan riwayat penyakit jantung. Jarang berolahraga dan tidak aktif bergerak. Memiliki kebiasaan merokok. Menyalahgunakan NAPZA seperti kokain atau amfetamin. Mengalami obesitas. Mempunyai kadar kolestrol yang tinggi. Memiliki tekanan darah tinggi (hipertensi). Menderita diabetes. Mengalami sleep apnea. Menderita gagal ginjal kronis. Gejala Henti Jantung Mendadak Seseorang yang mengalami henti jantung mendadak akan hilang kesadaran dan berhenti bernapas. Meskipun tidak selalu, beberapa hari hingga beberapa minggu sebelum terjadi henti jantung mendadak, dapat muncul gejala berupa: Pusing Muntah Merasa cepat lelah Nyeri dada Jantung berdebar Sesak napas Pencegahan Mencegah henti jantung mendadak dapat dilakukan dengan gaya hidup yang baik bagi kesehatan jantung. Berikut langkah yang dapat kamu lakukan: Berhenti merokok. Menjaga berat badan ideal. Rutin berolahraga. Jangan mengonsumsi makanan tinggi lemak. Kelola stres dengan baik. Hindari konsumsi alkohol. Penyakit yang satu ini dapat terjadi pada siapapun, tetapi orang dengan penyakit jantung lebih rentan untuk mengalami henti jantung atau sudden cardiac arrest secara mendadak.