Minum Air dengan Baik Dapat Menurunkan Risiko Gagal Jantung

Tim Redaksi
Tim Redaksi
Diperbarui 6 Oktober 2022 21:12 WIB
Jakarta, MI - Minum Air sangat penting untuk perkembangan tubuh manusia, jadi semua orang perlu minum air disetiap tahap kehidupan mereka. Dengan demikian, asupan air yang tidak memadai dapat menyebabkan dehidrasi, yang dapat menyebabkan pusing, sakit kepala, lemas, kelelahan, mulut kering, dan kurang nafsu makan. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia, semua orang harus minum antara 1,5 dan 2 liter air sehari. Namun, rekomendasi ini dapat bervariasi tergantung pada usia, jenis kelamin, diet, dan jenis aktivitas fisik setiap orang. Oleh karena itu, orang yang aktif berolahraga mungkin membutuhkan antara 2 hingga 3 liter air sehari. Fakta ini disebabkan bahwa tubuh manusia kehilangan air melalui keringat, dan dengan meningkatkan aktivitas fisik, kehilangan air tubuh lebih besar. Apa manfaat air minum? Air membantu kita mengatur suhu tubuh, meningkatkan hidrasi dan elastisitas kulit, dan membantu kita melakukan pencernaan yang tepat. Demikian juga, air mencegah selaput lendir mengering, memperlancar aliran darah, membantu menghilangkan racun, meningkatkan kinerja dan produktivitas, dan mencegah penyakit seperti kanker. Selain itu, penelitian baru-baru ini menemukan bahwa tetap terhidrasi dengan baik dapat dikaitkan dengan risiko gagal jantung yang lebih rendah, seperti yang dijelaskan oleh berbagai peneliti dari National Institutes of Health di Inggris, dalam sebuah penelitian yang telah diterbitkan dalam jurnal European HeartJournal. Para ahli ini mengatakan bahwa tetap terhidrasi dan minum cukup air adalah cara untuk mendukung kesehatan jantung, mengurangi "risiko jangka panjang penyakit jantung." Sebelumnya, para peneliti telah melakukan penelitian praklinis yang menunjukkan hubungan antara dehidrasi dan fibrosis jantung. Untuk alasan ini, mereka memutuskan untuk mencari asosiasi serupa dalam penelitian lain yang dilakukan pada populasi yang lebih besar. Dengan demikian, para ahli menganalisis data dari lebih dari 15.000 orang dewasa, berusia 45 hingga 66 tahun, yang berbagi informasi tentang kunjungan medis selama periode 25 tahun. Setelah menganalisis pasien ini, para ilmuwan memutuskan untuk fokus pada mereka yang tingkat hidrasinya dalam kisaran normal dan yang tidak menderita diabetes, obesitas, atau gagal jantung pada awal penelitian. Analisis akhir dilakukan dengan 11.814 orang dewasa. Dari semuanya, 1.366, 11,56%, mengalami gagal jantung. Untuk menilai kemungkinan hubungan gagal jantung dengan hidrasi, tim menilai status hidrasi peserta menggunakan berbagai ukuran klinis. Kadar natrium serum, yang meningkat seiring dengan penurunan kadar cairan tubuh, cukup membantu dalam mengidentifikasi partisipan dengan peningkatan risiko gagal jantung. Dengan data ini, para ahli menyimpulkan bahwa mengidentifikasi pasien dengan kadar natrium serum yang lebih rendah mungkin menarik, karena dapat membantu dan berkontribusi untuk menemukan pasien yang perlu meningkatkan hidrasi mereka dan, oleh karena itu, mencegah gagal jantung.

Topik:

Kesehatan Air