DPRD DKI: Janji Anies Banjir Surut 6 Jam Tak Terealisasi

Nicolas
Nicolas
Diperbarui 2 November 2021 17:16 WIB
Monitorindonesia.com - Anggota Komisi D DPRD DKI Jakarta, August Hamonangan menilai program penanganan banjir yang dilakukan Pemerintah DKI belum optimal. Karena itu August pesimistis target Anies untuk membuat banjir Jakarta surut dalam waktu enam jam akan terealisasi. Sebab pembangunan infrastruktur pencegah banjir belum memadai. “Hari ini saja peristiwa banjir masih terjadi di Kampung Melayu, Kecamatan Makasar, Jakarta Timur. Akibat banjir kiriman dan hujan lokal,” ucap dia dalam keterangannya, Selasa (2/11/2021). Selain itu dia juga menyoroti program pengerukan kali atau sering disebut dengan grebek lumpur. Menurut dia, program tersebut tidak maksimal sebab dikerjakan secara dadakan dan tidak melibatkan masyarakat sekitar. “Pelaksanaan dadakan dan belum melibatkan peran serta masyarakat sepenuhnya,” terangnya. Bahkan kondisi drainase yang disediakan Pemprov, Politisi PSI itu menilai tidak memenuhi kapasitas. Sehingga berakibat sejumlah wilayaj di Jakarta mengalami banjir seperti tahun-tahun sebelumnya. “Kalau hujan lokal kemudian terjadi banjir, erarti sungai dan saluran drainase yang kapasitasnya tidak dapat menampung debit air di wilayah tersebut,” ungkapnya. Sebelumnya Anies menerangkan Penerapan sistem KIP dimana ditargetkan 6 jam surut setelah hujan reda. “KIP-nya, 6 jam harus surut. Jadi 6 jam sesudah air hujan berhenti tempat yang di situ terjadi genangan harus bisa surut dalam 6 jam,” kata Anies. Menurut Anies, banjir tak sekadar surut secara alami melalui gravitasi. Anies mencontohkan sewaktu Jakarta dilanda banjir akibat intensitas hujan melebihi kapasitas drainase Ibu Kota pada Februari lalu. Saat itu, Anies menyebut alasan banjir cepat kering karena penyedotan air dilakukan terus menerus. Anies juga meyakini air hujan yang datang bisa dikendalikan oleh manusia. Kata dia, banjir harus dihadapi secara terus-menerus dan harus bisa dikendalikan. (Zat)