Proyek Sumur Resapan di Jakarta Tak Berfungsi

Reina Laura
Reina Laura
Diperbarui 14 Desember 2022 16:06 WIB
Jakarta, MI - Pembangunan sumur resapan tahun 2020 di Jakarta mencapai 22.000 lubang yang tersebar di berbagai titik. Dari jumlah sumur resapan yang telah selesai dikerjakan banyak keluhan masyarakat mengenai fungsi maupun pelaksanaan proyek yang menghabiskan anggaran triliunan rupiah tersebut. Untuk tahun 2022 saja misalnya, pengajuan anggaran untuk pelaksanaan sumur resapan oleh Pemprov DKI mencapai Rp 400 miliar. Ternyata yang lolos sampai tahap akhir APBD murni berkisar Rp 105 miliar. Pengurangan anggaran tersebut disebabkan adanya masukan dari berbagai kalangan masyarakat. Menanggapi hal itu, Direktur Eksekutif Lembaga Pemantau Penyimpangan Aparatur Daerah (LP2AD), Victor Irianto Napitupulu meminta Pemerintah Daerah DKI Jakarta untuk, melakukan evaluasi besar-besaran dalam hal fungsi dan manfaat sumur resapan tersebut. "Sumur resapan yang digadang-gadang menyerap air hujan agar masuk kedalam tanah, juga sebagai tampungan air hujan agar tidak langsung mengalir ke saluran air dan bermanfaat mencegah kekeringan ternyata jauh dari dari apa yang diharapkan," ujar Viktor kepada Monitor Indonesia, Rabu (14/12). Dia mencontohkan, sumur resapan di salah satu titik di wilayah Cipayung, Kelurahan Cilangkap berada di lingkungan jalan perumahan. Warga ternyata menyatakan sumur resapan tersebut tidak efektif bahkan jadi permasalahan baru untuk pengendara jalan dikarenakan permukaan tidak rata dengan tanah. "Pembangunan sumur resapan tak bermanfaat. Kebijakan tersebut sebenarnya kurang efektif" ujarnya. Berdasarkan ilmu ilmiah, pembangunan ratusan ribu sumur resapan akan menimbulkan longsor dan permukaan tanah menurun. Menurut Viktor, agar lebih efektif dalam hal mengatasi banjir, seharusnya Pemprov DKI menggandeng kota penyangga seperti Bogor dan Depok agar melakukan evaluasi dalam hal mengurangi volume air dari hulu ke hilir di saat musim hujan.(Bersambung...). [Lin]