Dugaan Korupsi Bansos Era Anies Mencuat, Buzzer Panik? Panik Lah Masa Enggak?

Adelio Pratama
Adelio Pratama
Diperbarui 12 Januari 2023 14:15 WIB
Jakarta, MI - Pegiat media sosial Yusuf Dumdum menila buzzer mantan Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan tengah dilanda kepanikan yang kian makin serius. Bagaimana tidak, kasus dugaan korupsi bantuan sosial (bansos) Pemprov DKI Jakarta tahun 2020 yang saat itu dipimpin Gubernur Anies Baswedan senilai 2,85 triliun terungkap ke publik. Sebagaimana diketahui, bawha dugaan korupsi ini pertama kali diungkap oleh utas Twitter Rudi Valinka lewat akunnya @kurawa, 9 Januari 2023 kemarin. Akun tersebut membeberkan temuan dugaan korupsi Program Bansos DKI tahun 2020 senilai Rp 2,85 Triliun yang saat itu Pemprov DKI dipimpin Gubernur Anies Badwedan yang kini jadi capres pilihan Partai Nasional Demokrat (NasDem). Program ini merupakan bagian dari Bansos DKI 2020 yang diperuntukkan sebagai upaya penanggulangan dampak Covid-19 yang terjadi di Jakarta bersumber dari APBD DKI senilai 3,65 Triliun dalam bentuk paket Sembako. Yusuf Dumdum melalui cuitannya di Twitter menyebut saat ini buzzer Abas (Anies Baswedan) tengah panik karena temuan dugaan korupsi ini. “Info A1: Buzzer Abas panik denga kasus dugaan korupsi ini. Serius ! Mereka sedang putar otak untuk menghadang kasus ini dengan cara-cara ghoib," ujar Yusuf Dumdum di akun twitter @yusuf_dumdum, dikutip Monitor Indonesia, Kamis(12/1). “Kalau setuju Anies dipanggil "bapak politik identitas," silahkan retweet & like," sambungnya. Sebelumnya, Dinsos DKI menunjuk 3 rekanan terpilih menyalurkan paket sembako senilai Rp 3,65 Triliun lewat Perumda Pasar Jaya, PT. Food Station dan PT. Trimedia Imaji Rekso Abadi. [caption id="attachment_514506" align="alignnone" width="1860"] Bansos Beras membusuk (Foto: MI/Repro Twitter)[/caption] Pasar Jaya merupakan salah satu Badan Usaha Milik Daerah atau BUMD yang ditunjuk Dinas Sosial DKI Jakarta sebagai rekanan untuk menyalurkan bansos berupa paket sembako kepada warga terkena dampak Covid-19. Berdasarkan temuan, diduga ada kesalahan administrasi yang dilakukan saat penyaluran Bansos salah satunya ditemukan istilah "unknown Shrinkage" (Kehilangan yang tak diketahui) senilai Rp 150 Miliar dengan alasan double surat jalan. Dalam dugaan kasus korupsi ini, nama relawan mantan Gubernur Anies Baswedan ikut terseret. Mereka diklaim sebagai nama-nama supplier beras Bansos DKI, juga ada anggota DPRD, swasta hingga parpol pengusung. Sementara itu, pengganti Anies Baswean, Pj Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono, mengaku tidak tahu menahu soal kasus dugaan korupsi tersebut. “Saya enggak tahu, itu kan lama (programnya). Udah lama,” kata Heru saat ditemui di Balai Kota DKI Jakarta, Rabu, 11 Januari 2023. Heru menjelaskan, selama ini pihaknya telah melakukan pembahasan mengenai rekonsiliasi data penerima bansos. Bahkan, menurutnya, pembahasan itu sudah dilakukan hingga 3-4 kali. “Saya di sini sudah 3-4 kali membahas mengenai rekonsiliasi data. Kalau yang lalu-lalu kan saya enggak paham,” tukasnya.