Cagub Jakarta Dharma Pongrekun Singgung Lagi Covid-19: Terlalu Cepat Dianggap sebagai Pandemi

Adelio Pratama
Adelio Pratama
Diperbarui 27 Oktober 2024 21:04 WIB
Cagub Jakarta Dharma Pongrekun (Foto: Dok MI)
Cagub Jakarta Dharma Pongrekun (Foto: Dok MI)

Jakarta, MI - Calon Gubernur Jakarta nomor urut 2 Dharma Pongrekun mengatakan ia jijik pada dirinya jika jadi gubernur yang bodoh, pengecut dan pengkhianat. Ini merupakan respons terhadap pernyataan calon gubernur nomor urut 1 Ridwan Kamil ketika mengungkit prestasinya dalam penanganan Covid-19 di Jawa Barat yang mendapat penghargaan dari Badan Program Pembangunan PBB atau United Nations Development Programme (UNDP).

Bagi Dharma Pongrekun, terlalu cepat pengambilan keputusan bahwa Covid-19 dianggap sebagai pandemi atau wabah besar. Harusnya untuk menentukan status tersebut melibatkan tim independen untuk meneliti data apakah Covid-19 ini sebagai isu kesehatan atau agenda politik global.

“Bayangkan baru ditemukan virus (Covid-19) bulan Desember [2019] dua belas hari kemudian sudah ditentukan. Lalu tidak melakukan prosedur golden postulates Koch yang seharusnya dilakukan,” kata Dharma Pongrekun.

“Lalu alat diagnosanya sangat sumir dan tidak diperuntukan untuk itu. [Alat tes] itu adalah ciptakaan dokter Kary Mullis yang mendapat novel 1984. Jadi sebagai pemimpin, jangan kita berkhianat pada rakyat.”

Atas pernyataan Covid-19 Dharma Pongrekun, Ridwan Kamil menyatakan terkait Covid-19 pihaknya sudah bertanya kepada tim ahli dari Universitas Padjadjaran (Unpad), Universitas Indonesia, dan World Health Organization (WHO).

“[Selain itu] sebagai gubernur kami taat kepada presiden, yang kalau sekarang Prabowo [Subianto], karena kami pemerintah provinsi merupakan delegasi pemerintah pusat termasuk krisis di Indonesia,” jelas Ridwan Kamil.

Prosedur golden postulates Koch  merupakan serangkaian kriteria yang menentukan apakah suatu organisme tertentu merupakan penyebab dari suatu penyakit tertentu. Sementara Kary Mullis adalah penemu alat tes polymerase chain reaction (PCR) yang digunakan untuk mendeteksi Covid-19.

Pada 2020 muncul isu bahwa virus penyebab Covid-19 tidak diisolasi menurut Prosedur golden postulates Koch sehingga penggunaan alat tes PCR tidak berfungsi dengan benar.

Namun isu ini dibantah oleh Stephen Griffin seorang virologist dari Leeds Institute of Medical Research. Ia menyatakan sampel virus penyebab Covid-19 telah diambil dari jutaan kali dari orang yang terinfeksi, termasuk dari mereka pasien awal yang terinfeksi di China, seperti dilansir dari Full Fact, sebuah lembaga independen pencari fakta asal Inggris.

Topik:

Cagub Jakarta Dharma Pongrekun Covid-19 Pandemi