Prof. Ojat Darojat: Kuliah Terjangkau dan Berkualitas, Universitas Terbuka Jawabannya

Nicolas
Nicolas
Diperbarui 16 Februari 2022 20:10 WIB
Tangerang, Monitorindonesia.com - Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) sekarang ini semakin diminati masyarakat. PJJ kini menjadi pilihan strategis bagi masyarakat yang ingin menyekolahkan anaknya ke Perguruan Tinggi (PT). Dengan perkuliahan jarak jauh, anak-anak Indonesia yang lulus SMA sederajat tak ada lagi alasan untuk tidak kuliah. Apalagi, biaya kuliah saat ini seperti di Universitas Terbuka (UT) sangat murah dan terjangkau seluruh lapisan masyarakat. Rektor UT Prof. Ojat Darojat mengemukakan, alasan seseorang tidak melanjutkan kuliah ke jenjang PT  itu ada dua. Alasan pertama adalah alasan geografis. Seseorang yang tempat tinggalnya jauh di pulau-pulau terpencil, terluar, tertinggal secara geografis mereka kesulitan datang ke kota-kota besar untuk kuliah. "Karena mereka tinggal jauh, mereka butuh biaya banyak. Sementara mungkin mereka misalnya harus membantu orang tuanya membangun kekuatan ekonomi di desa," ujar Prof Ojat Darojat dalam perbincangan dengan Monitorindonesia.com di kampus UT yang asri dan sejuk di kawasan Ciputat Tangerang, Tangerang, Selasa (16/2/2022). Dengan alasan geografis inilah para lulusan SMA sederajat sulit meninggalkan tempat domisilinya. Alasan kedua yakni masalah ekonomi. Seseorang bisa saja tidak punya biaya yang cukup untuk melanjutkan pendidikan tinggi. Kalau ada alasan ketiga, lanjut Prof Ojat, walaupun kecil kemungkinannya biasanya karena masalah kapasitas atau kemampuan intelegensia. Kemampuan tidak lolos seleksi ke perguruan tinggi konvensional. “Namun, semua alasan diatas bisa teratasi dengan kuliah di UT. Oleh UT, semua alasan diatas bisa difasilitasi,” tutur Prof Ojat yang belum lama ini dilantik oleh Mendiknas Dikti sebagai rektor UT untuk periode keduanya. Keberadaan UT, menjadi pilihan tepat bagi anak-anak Indonesia untuk mengecap pendidikan di perguruan tinggi. UT hadir di mana pun mereka berada. Dalam pembelajaran di UT, bukan mahasiswa yang datang ke kampus tapi kampus yang akan datang ke tempat tinggal mahasiswa tersebut. "UT itu hadir ke rumah-rumah mereka, akan mengetuk pintu rumah mereka. Jadi mereka sudah punya hand phone gitu, nanti mereka ada di sana mendapatkan pembelajaran. Jadi kuliah tanpa harus datang ke kampus," katanya. Pelosok Negeri Harapan Presiden Joko Widodo (Jokowi) juga ingin pendidikan untuk semua sampai ke pelosok negeri. Tentunya, dengan kualitas yang tetap terjaga. "Jadi tidak ada alasan karena mereka tinggal di daerah terpencil yang mereka tinggal di puncak gunung, di lembah ngarai di puncak bukit untuk tidak kuliah. Apalagi yang di kota-kota kan? Secara ekonomis biaya kuliah di UT sangat terjangkau, sangat murah tetapi tentu tidak murahan,” tambah Prof. Ojat. Bisa dibayangkan biaya kuliah atau dulu disebut sumbangan pendidikan (SPP) UT hanya Rp35.000 per SKS. Biaya sebesar itu tak ditemukan di kampus manapun di Indonesia. Artinya, setiap semester hanya perlu biaya pendidikan sekitar Rp 700 atau Rp 1,4 juta per tahun. UT yang merupakan perguruan tinggi negeri (PTN) ke 45 Indonesia itu mengajak anak-anak Indonesia untuk menimba ilmu hingga PT. “Walaupun biaya kuliah yang sangat murah tapi tetap menjaga kualitas pendidikan itu sendiri," tutur Prof. Ojat. Bagi calon mahasiswa yang benar-benar ekonominya tak mampu, UT juga memberikan kesempatan beasiswa. Pada 2021 misalnya, UT mengucurkan beasiswa hingga Rp 37 miliar yang berasal dari pemerintah baik pusat maupun daerah. Kesempatan Sehingga, UT sangat cocok menjadi tempat kuliah bagi anak-anak Indonesia yang tidak mampu secara ekonomi dan jauh di seantero  nusantara. "UT itu milik pemerintah yang memang ditujukan untuk memberikan kesempatan kepada seluruh lapisan masyarakat tanpa terkecuali untuk kuliah," katanya. Yang terpenting, kata Prof Ojat, mereka yang kuliah di UT tentu harus punya kesungguhan untuk menjadi pembelajar yang tangguh. Syarat masuk UT juga cukup mudah. Tidak ada seleksi akademik. Hanya ada seleksi administrasi saja terkait dengan ijazah SLTA sederajat Dia berharap UT semakin dicintai oleh masyarakat Indonesia. Prof. Ojat berharap UT menjadi instrumen pemerintah dalam rangka program wajib kuliah. "UT bisa menjadi instrumen strategis pemerintah dalam rangka melaksanakan program wajib kuliah bagi anak-anak Indonesia. Mungkin dengan biaya yang sangat terjangkau sehingga masyarakat punya kesempatan semuanya bisa meningkatkan sumber daya manusianya masing-masing," tandas Prof. Ojat. [man]