Nusron Wahid ke Mahasiswa UNJ: Tak Ada Perubahan yang Tidak Melibatkan Intelektual

Adelio Pratama
Adelio Pratama
Diperbarui 25 Juli 2022 18:20 WIB
Jakarta, MI - Wakil Ketua Pengurus Besar Nahdatul Ulama (PBNU) Nusron Wahid mengatakan, tidak ada perubahan di dunia yang tidak melibatkan intelektual dan kalangan mahasiswa. Sebab, kata dia, kemajuan bangsa itu tergantung kepada mahasiswa dan kaum intelektual. "Karena itu jangan sia-siakan kesempatan emas jadi mahasiswa. Berbahagialah kalian mahasiswa yang bisa kuliah di Universitas Negeri Jakarta (UNJ)," ujar Nusron Wahid dalam Diskusi Publik Bersama Tokoh bertema "Integritas Kepemimpinan Nasional Totalitas Pengabdian Untuk Indonesia" yang dihadiri oleh tokoh nasional yang juga Ketua Umum Taruna Merah Putih (TMP) Maruarar Sirait dan Nusron Wahid di Auditorium UTC, Kampus UNJ Jakarta, Senin (25/7). “Saya kira UNJ Harus mampu melahirkan pemimpin-pemimpin bangsa Indonesia ke depan. Pemimpin yang kuat. Ke depan Indonesia akan mendapat banyak bonus. Antaranya bonus demografi, bonus digital dan ketiga bonus bangsa the midle. Kita masih menjadi bangsa yang menengah belum maju. Kalian yang akan membawa Indonesia menjadi bangsa maju," kata Nusron ini dengan menambahkan bahwa bonus demografi negara ini sangat melimpah. Menurutnya, bonus bahwa pengguna digital yang banyak dalam media online. Maka dibutuhkan pemimpin muda milenial mengisi Indonesia ke depan. “Kita masih ada waktu 24 tahun Indonesia 100 tahun. Usia Anda semua di sini mungkin 45 tahun usia yang sangat produktif. Faktanya mengambil keputusan yang baik biasanya usia 35-45 tahun. Pak Ara untuk 24 tahun ke depan sudah memasuki usia pemikir dan pensiun. Pelaksana kalian lah. Kemajuan bangsa Indonesia memasuki 100 tahun tergantung kalian mahasiswa UNJ dan mahasiswa lainnya,” paparnya. Menurut data, pendapatan perkapita Indonesia sekarang 3.800 dollar pertahun. Padahal syarat satu negara disebut maju maka minimal Pendapatan Perkapita 10 ribu dollar pertahun. Cita-cita Pak Jokowi kita harus masuk negari maju ke depan. “Saya ingin melihat, ketika usia saya masuk pensiun dalam arti 24 tahun ke depan, Indonesia harus menjadi negara maju. Kalian adalah pelaku-pelaku atau pemimpin yang membawa Indonesia sebagai negara maju,” pungkasnya.