Jokowi Salahkan Pintu Stadion Kanjuruhan, Pangi Syarwi: Dimana Posisi Presiden Bela Rakyat?

Adelio Pratama
Adelio Pratama
Diperbarui 7 Oktober 2022 12:56 WIB
Jakarta, MI - Saat melakukan inspeksi mendadak ke Stadion Kanjuruhan pada Rabu (5/10/22), Presiden Jokowi mengambil salah satu kesimpulan awal, bahwa masalah utama dari kejadian tersebut adalah adanya pintu yang terkunci dan tangga yang terlalu curam. "Sebagai gambaran, saya melihat problemnya ada pada pintu yang terkunci dan juga tangga yang terlalu tajam. Ditambah kepanikan yang ada," kata Jokowi. Menanggapi hal ini, pengamat politik Pangi Syarwi Chaniago menilai, pemerintah rupanya sudah kompak menyalahkan yang bukan penyebab utama kematian di Tragedi Kenjuruhan yakni gas air mata. Dalam hal ini, menurut Pangi sapaan akrabnya, pemerintah tak lagi membela rakyat dalam tragedi Kanjuruhan yang menelan banyak korban jiwa itu. "Presiden yang terhormat, sebagai Kepala Negara, dimana posisi presiden berdiri? Membela rakyat? menyalahkan pintu terkunci dan juga tangga terlalu tajam, ditambah kepanikan yang ada," jelas Pangi melalui cuitannya di Twitter dikutip Monitor Indonesia, Jum'at (7/10). Pangi kembali menegaskan, bahwa jika tidak ada tembakan gas air mata tragedi kemanusiaan itu tidak akan terjadi. "Kalau tidak ada gas air mata ditembakkan sampai 40 kali dalam waktu 10 menit, tidak akan ada tragedi. Paham!," tegasnya. Untuk itu, Pangi menilai musibah yang paling miris saat ini adalah pejabat negara yang rasa malunya sudah hilang. "Hilangnya “Rasa Malu” Pejabat Kita, musibah negeri kita hari ini," demikian cuitan Pangi Syarwi Chaniago yang juga sebagai CEO & Founder Vokpol Center Reseach and Consulting.