Menkumham Yasonna: Sabam Sirait Mengajarkan Politik sebagai Alat Perjuangan dan Berpegang Teguh Nilai Kristen

Reina Laura
Reina Laura
Diperbarui 14 Oktober 2022 10:53 WIB
Jakarta, MI - Sabam Sirait mengajarkan bangsa ini tentang kejujuran, konsistensi dan selalu menunjukkan kesantunan dalam semua hal. Hidupnya, sejak muda sudah menunjukan seorang negarawan sejati dan politisi ulung, yang disegani kawan maupun lawan. Walau berbeda pandangan tetap dia selalu bersahabat. Itu nilai yang kita bisa teladani dari sosok Sabam Sirait. Demikian diungkapkan Prof. Yasonna H. Laoly dalam Webiner in Memoriam: Sabam Sirait di Mata Pemuda yang diselenggarakan GAMKI dengan pemateri lainnya menghadirkan, Raja Juli Antoni (Wakil Menteri ATR/BPN RI), Sunanto (Ketua Umum Pemuda Muhammadiyah), Stefanus Asat Gusma (Ketua Umum Pemuda Katolik), Ahmad Nawawi (Ketua Umum Gema Mathla'ul Anwar) dan Hanta Yuda (Direktur Eksekutif Poltracking Indonesia), dan dimoderatori oleh Sekjen GAMKI Sahat Sinurat pada Kamis (13/10) malam. [caption id="attachment_495157" align="aligncenter" width="476"] Diikuti ratusan peserta Webiner in Memoriam: Sabam Sirait di Mata Pemuda[/caption] “Saya apresiasi kepada GAMKI yang memprakarsai acara webinar in memoriam Bang Sabam di mata pemuda. Saya mengenal beliau sudah lama sejak mahasiswa sekitar tahun 1970 an. Bang Sabam adalah guru dan mentor saya disamping Mas Taupik Keamas. Dia mengajarkan kepada kami, politik sebagai perjuangan. Politik itu suci dan tidak ada salah dalam politik, yang salah orangnya,” ujar Yasonna. Masa mudanya Sabam Sirait, dari zaman Orde Lama,  Orde Baru hingga Orde Reformasi. konsisten di PDI saat itu, berani interupsi ke partai korupsi yang mustahil dilakukan di saat itu. Meski demikian yang membuat kita kagum, cara menyampaikan tetap dengan cara yang elegan. Karena itu adek-adek  GAMKI harus meneladani nilai perjuangan, value sebagai politisi atau senior GMKI. “Secara pribadi saya banyak dibantu beliau dalam artian karir politik. Saya mengawali anggota DPRD Sumut saat masih dosen di Univ HKBP Nommensen. Sebagai akademisi dan politisi, kader perjuangan. Sewaktu mahasiwa, teman-teman GMKI di Medan dan orang-orang lain  mengikuti Bang Sabam  kampanye dari partai PDI,” beber pria yang sebelum menteri dua periode menjabat anggota DPR RI. Ia pernah mencalonkan  dari Sumut, secara poltik ditekan, ditindas  dan dikerdilkan, namun Bang Sabam terus berjuang keras untuk nilai-nilai keadilan dan partainya. Orang lain bisa tergoda tawaran kekuasaan dari pemerintahan namun itu tidak berlaku baginya. “Waktu itu saya kader muda partai bersama Pak Lumban Gaol. Periode berikutnya saya ingin maju ke DPR, ya naik pentas ke politik nasional.  Saya minta dukungan  dari Bang Sabam. Saya akui ia berperan besar dalam karir politik saya,” jelasnya. Sabam Sirait mengajarkan nilai kristiani, dengan berpegang teguh iman, memiliki prinsip dan penuh  kesopansantunan. “Di forum ini saya lihat ada adek saya Ara, saya selalu bilang kau harus ikutan seperti Bang Sabam. Meski demikian orang punya jalan sendiri, Ara sukses sebagai  businessman. Peran Bang Sabam dalam konstelasi politik nasional sangat diperhitungkan kawan dan lawan. Ini harus diteladi generasi muda,” imbuhnya. Lebih jauh, kata Yasonna, kontribusi Bang Sabam  mulai dari Orde Lama, Orde Baru dan Orde Reformasi. Terakhir berada di posisi sentral, ikut membangun PDIP bersama dengan Megawati Soekarnoputri. “Saya mengucapkan terimakasih pada Bang Sabam sebagai kolega saya, guru dan anak didiknya. Maka adik-adik di GAMKI, GMKI dan PIKI harus ikut meneladani tokoh nasional dan  negarawan ini. Bahwa Bang Sabam tidak  hanya milik kita, milik GMKI, GAMKI atau Kristen  tapi milik  bangsa ini,” pungkasnya. Menyesal Wakil Menteri ATR/BPN RI mengungkapkan dengan terus terang bahwa satu hal yang dia sesali dalam hidupnya tidak punya interaksi dekat dengan Sabam Sirait, tokoh yang sangat istimewa baginya. Meski demikian, dirinya mengaku mengikuti dari jauh tokoh nasional ini. “Tahun 2016 Bapak Sabam Sirait menerima Bintang Mahaputera dari Negara bersama dengan Buya Syafi Maarif dan Frans Magnis Suseno. Ini menunjukkan secara jelas bahwa Sabam Sirait tokoh nasional yang sekelas dan sama dengan Buya Syafi Maarif,” tutur mantan Sekjen PSI ini. [caption id="attachment_495158" align="aligncenter" width="476"] Raja Juli Antoni, Wakil Menteri ATR/BPN RI[/caption] Meski klasik dan tetap relevan malam ini, pepatah;  gajah mati meninggalkan gading dan harimau mati meninggalkann belang, dan manusia mati meninggalkan nama. “Bang Sabam memang mati secara fisik dan jasad, tetapi ide dan inspirasi hidup di Indonesia selamanya,” cetusnya. Menengok jauh ke belakang, Bang Sabam dalam usia belia, tepatnya 25 tahun sudah terlibat politik. Persoalan demokrasi di Indonesia saat ini, bahwa elit-elit politik saat ini dikuasai orang tua yang uzur. Sekali lagi Bang Sabam menjadi inspirasi kita bahwa kondisi seperti ini sudah dijawab sejak tahuan 1960-an saat Sabam muda terlibat Partai Politik. “Dalam dialog imejiner saya, kenapa beliau terjun sejak dini? Kuncinya karena politik itu suci. Di mata Pak Sabam politik bukan soal kekuasaan atau bagi-bagi kekuasaan. Politik bagi dia seni melakukan perubahan kehidupan,” katanya. Semua profesi sama baiknya apakah seorang pengacara, hakim, kyai, pendeta, romo dan lainnya semua profesi mulia asal dikerjakan dengan baik. Sebagai politisi pun itu sangat mulia. Posisi politik mengerti dan memahami rakyat, berpihak kepada rakyat dan memperjuangkan kebenaran dan keadilan. Ketika para imam kotbah di mimbar, itu hanya saran dan pesan moral. Namun bila suatu saat seseorang menjadi Ketua DPR atau katakan Ketua DPRD, maka dengan satu ketukan palu UU atau Perda itu akan memiliki konsekuensi perubahan kebijakan. Disana sudah menyangkut ada anggaran dll, sampai ada punishment yang tidak mau mengikuti aturan. Ketukan palu sidang seorang politisi mengubah nasib rakyat secara berkelanjutan. “Saya setuju dengan ajaran politik itu suci. Sebab nasib orang banyak, diputuskan di ruang sidang. Bisa juga hasil ketuk palu dibenci rakyat tetapi pada prinsipnya, politisi yang berjuang untuk rakyat akan mengahasilkan perubahan,” kata Raja sembari mengingatkan hasil penelitian bahwa hanya 9 persen orang yang percaya politik. Ini akibat buruknya partai politik dan politisi. Mereka berpandangan bahwa politik itu korup, ruang tipu-tipu, intoleransi dan sebagainya, sehingga orang menjauh dari politik. “Spirit Bang Sabam masih ada di kita. Ini saatnya anak muda mengambil peluang kekuasaan dengan tujuan tidak semata-mata mengambil jabatan atau bagi-bagi kekuasaan. Semua harus memperbaiki dan memperbaharui bangsa kita,” katanya. Sabam Sirait Tokoh Penting Direktur Eksekutif Poltracking Indonesia Hanta Yuda dengan terus terang mengatakan bahwa, baginya Sabam Sirait bukan saja tokoh penting dan tokoh besar, tetapi seorang tokoh luar biasa. Poinnya adalah dia fenomenal dalam perjuangan, kiprah, pemikiran dan keteladanan. Dalam bukunya  “Politik itu Suci” hampir separuh lebih menggambarkan dirinya. “Saya kira dengan membaca bukunya, sangat penting buat setiap anak muda Indonesia, tidak saja mereka yang mau terjun politik tetapi bisa inspirasi setiap orang," ujar Hanta Yuda. [caption id="attachment_495159" align="aligncenter" width="476"] Hanta Yuda AR, Direktur Eksekutif Poltracking Indonesia[/caption] Tiga Ketua Umum Organisasi Pemuda Keagamaan sepakat mengakui bahwa kontribusi Sabam Sirait dalam politik nasional sangat  berpengaruh besar. Karena itu, Sunanto (Ketua Umum Pemuda Muhammadiyah), Stefanus Asat Gusma (Ketua Umum Pemuda Katolik) dan Ahmad Nawawi (Ketua Umum Gema Mathla'ul Anwar) mengatakan mendukung jika pemerintah pada Hari Pahlawan pada 10 November mendatang, menganugerahkan Sabam Sirait sebagai Pahlawan Nasional. Pahlawan Nasional Ketua Umum Pemuda Muhammadiyah Sunanto menegaskan bahwa, Sabam Sirait memperjuangkan pluralisme, gotong royong, kemanusian dan kesatuan dalam bingkai Pancasila. Pak Sabam selalu konsisten menggeluti karir politiknya sejak muda hingga purna. Tetap konsisten, dengan karya nyata dan kemanfaatan. Di samping mendapatkan Bintang Mahaputera, beliau tokoh politik yang bermetamorfoses menjadi negarawan. “Saya sebagai anak muda, mendukung bahwa  beliau sangat layak mendapatkan Pahlawan Nasional,” tegas Cak Nanto. Diakui Cak Nanto bahwa secara literasi hubungan dengan Muhammadyah tidak banyak, tetapi Cak Nanto meyakini bahwa hubungan Sabam Sirait dengan Buya Maarif, AM Fatwa dan para ketua Muhammadiyah sangat dekat. Ia politisi yang melampaui nasionalisme yakni politik kemanusian. “Saya pahami, beliau sangat pluralis. Pak Sabam adalah politikus menjadi politik sebagai panggilan hidup. Bukan menjadikan politik sampingan tetapi pekerjaan utama. Maka ia jadi contoh bagi generasi muda. Saya membayangkan pakar politik dunia Max Waber yang juga menjadikan politik sebagai panggilan. Profesi itu konsisten dengan kemamfaatan bagi rakyat,” tegasnya. Tidak jauh berbeda, Ketua Umum Pemuda Katolik Stefanus Asat Gusma mengatakan bahwa jalan Pak Sabam meyakini politik itu suci meski klise bahwa politik memang identik dengan melakukan perubahan. Dalam bahasa IJ Kasimo tokoh Katolik sama jalan keadaban politik. “Saya tidak bisa klaim dekat dengan Pak Sabam. Saya mengenal beliau karena dikenalkan Bang Ara sekitar tahun 2012-2014. Pandangan saya Pak Sabam sangat sederhana. Suaranya berkharisma, candaan khas ala politisi senior kayak Gus Dur, Hasym Mujadi dan tokoh lainnya. Joke-joke yang disampaikan menempel erat dengan peristiwa di jaman itu,” bebernya. [caption id="attachment_495163" align="aligncenter" width="476"] Stefanus Asat Gusma, Ketua Umum Pemuda Katolik[/caption] Sabam Sirait mengabdi di masa tujuh presiden, eksis dan kontribusinya besar dalam pandangan atau pemikiran langsung maupun tulisan. Ia selalu menjaga kesehatan sehingga konsisten bertahan, walau sudah purna tetap berkontribusi kepada bangsa ini hingga akhir hayatnya. Baginya, politik senantiasa untuk kemaslahatan umat, tidak selalu di politik praktis penguasa, bisa juga mengambil jalan sunyi. “Saya kira Pak Sabam harus diteladani para pemuda Kristen, Katolik, Muhammadiyah dan lainnya, hubungan dengan lintas agama tidak sekedar lintas organisasi. Generasi muda adalah bibit politik masa depan dan menjadi tumpuan bangsa ke depan,” ucapnya. Terbukti saat wafat setahun lalu, sangat luar biasa, semua memberikan penghormatan terakhir baik lintas iman, lintas sektor dan semua merasa kehilangan. Politik jalan pengabdiannya dari zaman Bung Karno hingga Jokowi. Banyak pemikiran dan masukan hingga asupan kepada Presiden Jokowi yang tidak terekspos. Ia konsisten politik yang melayani untuk masyarakat. “Semoga satu api semangat buat kita organisasi pemuda dan kemahasiswaan dari teladan Pak Sabam Sirait.” imbuhnya. Konsisten Sementara bicara Sabam Sirait menurut Ketua Umum Gema Mathla'ul Anwar, Ahmad Nawawi yang mengetahui kisah perjalanan di politik sebagai, politisi dan negarawan selalu konsisten berbuat baik. “Kita memiliki tanggung jawab menjaga spirit kebangsaan yang dicontohkan Bapak Sabam Sirait. Anak muda memiliki tanggung jawab dalam peran memastikan kerukunan  dan menjaga toleransi. Kita tidak tahu nasib Indonesia ke depan kalau semangat kebersamaan ini tidak dijaga,” ujarnya mengingatkan. Menurutnya, apalagi kondisi sekarang marak politik identitas agama. Sembilan organisasi pemuda agama (Kelompok Cipayung) harus bisa merawatnya. Sabam Sirait mengajarkan keberpihakan keadilan tanpa batas, meski dia seorang Nasrani tetapi konsisten menolak penjajahan Israel atas Palestina. Dulu ia ikut juga menolak sebuah film yang mendeskreditkan umat Islam. Artinya tidak hanya membela Kristen tapi juga Muslim dan lainnya. [Lin]