Moeldoko Sebut Senjata Api Perempuan Didepan Istana Rakitan Tak Berproyektil

Adelio Pratama
Adelio Pratama
Diperbarui 25 Oktober 2022 12:54 WIB
Jakarta, MI - Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Jenderal (Purn) Moeldoko menyebut, perempuan bersenjata api di depan Istana Merdeka, Jakarta Pusat, bukan bagian dari kelompok organisasi tertentu. “Individu, sementara ini individu, tapi senjatanya memang senjata rakitan ya, itu ada selongsongnya tapi proyektilnya tidak ada, ini lagi didalami semuanya,” jelas Moeldoko di Gedung Bina Graha, Kompleks Istana Presiden, Jakarta Pusat, Selasa (25/10). Moeldoko mengatakan, aparat keamanan saat ini sedang melakukan pendalaman terhadap perempuan bercadar itu untuk mendalami motif dan identitasnya. Selain itu, juga akan dilakukan pemeriksaan psikologis. “Ya sedang didalami, bahwa yang bersangkutan sepertinya identitasnya berbeda, berikutnya sepertinya ada, akan dicek lagi didalami oleh psikologi nanti seperti apa,” ujar mantan Panglima TNI itu. Moeldoko mengatakan perempuan tersebut membawa senjata rakitan dengan selongsong tanpa proyektil. Motif, modus dan tujuan perempuan tersebut, kata Moeldoko, sedang didalami oleh aparat. “Sedang didalami, bahwa yang bersangkutan sepertinya identitas-nya berbeda. Berikutnya, memang akan dicek lagi oleh psikolog nanti seperti apa ya,” kata Moeldoko. Mantan Panglima TNI itu mengatakan keberhasilan petugas meringkus perempuan bersenjata itu menunjukkan aparat memiliki kesigapan tinggi. “Berikutnya ini juga bagian dari awareness (kesadaran) kita kepada masyarakat bahwa hal-hal seperti ini ternyata jangan diabaikan. Kita harus waspada,” kata dia.Sementara itu, Kabareskrim Polri Komjen Agus Andrianto menyampaikan, saat ini telah dilakukan pendalaman oleh Densus 88 terhadap perempuan yang diamankan membawa senjata itu tersebut. Agus pun mengapresiasi kesigapan aparat dalam melakukan pengamanan di sekitar istana. “Sekarang dalam pendalaman daripada Densus 88, jadi tunggu saja ya. Nanti dari Kadensus 88 dalam melakukan pedalaman kepada tersangka yang tadi diamankan oleh petugas. Artinya kesigapan aparat untuk melakukan pengamanan di sekitar istana cukup baik,” jelas mantan Kapolda Sumatra Utara itu. Berdasarkan kronologi yang diterima dari Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres), kejadian tersebut bermula pada Selasa pagi ketika seorang perempuan berumur sekitar 30 tahun terpantau bergerak menuju ke pembatas jalan raya Istana Merdeka di Jalan Medan Merdeka Utara. Pada saat yang bersamaan, anggota Paspampres Prajurit Dua (Prada) Angga Prayoga, yang sedang berjaga di dalam pos Istana Merdeka, melihat gerakan yang mencurigakan dari perempuan tersebut. Dari pembatas jalan, perempuan tersebut terlihat menuju area pagar istana yang merupakan zona "Ring 1" Paspampres. Prada Angga Prayoga kemudian melihat perempuan tersebut mengeluarkan senjata api dan langsung menodongkan ke arahnya, sehingga Angga yang dibantu Prajurit Satu Gede Yuda meringkus perempuan itu dan merebut senjata api yang dia bawa. Atas kesigapan dari kedua personel Paspampres, maka perempuan itu bisa diringkus dan diserahkan kepada polisi yang berada di Pos Gatur untuk dilakukan proses hukum lebih lanjut. (MI/Aan) Moeldoko
Berita Terkait