BMKG Sebut Penyebab Gempa Cianjur Diduga Karena Sistem Sesar Cimandiri

Reina Laura
Reina Laura
Diperbarui 24 November 2022 23:46 WIB
Jakarta, MI - Gempa bumi berkekuatan magnitudo 5,6 mengguncang Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, pada Senin (21/11) lalu. Diketahui, di wilayah itu, terdapat tiga sesar atau patahan lempeng bumi aktif, yakni Sesar Lembang, Cimandiri, dan Baribis. Ketiga sesar ini menyimpan potensi lindu besar di tanah Pasundan. Badan Metereologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengungkap dugaan sementara pemicu gempa Cianjur. Kepala BMKG Dwikorita Karnawati menyampaikan, dari data sementara yang berhasil dihimpun, sistem sesar Cimandiri menjadi penyebab gempa Cianjur. "Tadinya saat awal pada 21 November 2022, kami tidak bisa memastikan itu sesar yang mana karena belum punya data yang lengkap," kata Dwikorita Karnawati dalam konferensi pers di Cianjur, Kamis (24/11). "Jadi saat itu kami memperkirakan kalau bukan sesar Cimandiri, ya sesar Padalarang. Dengan terkumpulnya data, tampaknya baik episenter dan gempa-gempa susulan, itu mengklaster fokus ke arah sisi sistem sesar Cimandiri," sambungnya. Dwikorita memakai kata “sistem” karena, pihaknya menduga sesar Cimandiri bukan sesuatu yang sendirian atau satu patahan tunggal, melainkan satu sistem. Hal itu diketahui, setelah dicocokkan dengan focal mechanism, bidang patahan miring. Dengan adanya kemiringan bidang, maka proyeksi episenter yang ada di bawah, kalau diproyeksikan ke atas permukaan tanah, tidak tepat berada di garis sesar. "Atau kemungkinan berkembang baru tapi jadi bagian dari sistem patahan cimandiri," imbuhnya. Meski begitu, pihaknya, kata Dwi masih mengumpulkan data. Jika data-data yang dikumpulkan lengkap, maka data yang disampaikan saat ini kemungkinan bisa berkembang. "Jadi sampai hari ini, datanya mengarah ke sistem sesar Cimandiri. Artinya bisa sesar yang lama, bisa yang baru, tetapi bagian dari sistem itu, tetapi bukan Padalarang," tegas Dwikorita. "Artinya bisa sesar yang lama, bisa yang baru, tapi bukan patahan padalarang. Karena awalnya, jangan jangan ini padalarang, pungkasnya. Sementara itu, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat jumlah korban meninggal per Kamis (24/11) sebanyak 272 jenazah. Dari jumlah tersebut, sudah teridentifikasi sebanyak 165 orang, dan yang belum teridentifikasi ada sebanyak 107. Selain itu, korban luka tercatat 2.043 orang dan mengungsi 61.908 orang, sedangkan kerugian materil sebanyak 56.320 rumah mengalami kerusakan dengan rincian rusak berat 22.241, rusak sedang 11.641 dan rusak ringan 22.090 unit rumah.