Anwar Ibrahim Resmi Jadi PM Malaysia, Jokowi Beri Ucapan Selamat

Rekha Anstarida
Rekha Anstarida
Diperbarui 25 November 2022 11:18 WIB
Jakarta, MI - Presiden Joko Widodo (Jokowi) memberikan ucapan selamat kepada Perdana Menteri Malaysia terpilih, Anwar Ibrahim melalui sambungan telepon, Kamis (24/11) malam. "Atas nama pemerintah, atas nama seluruh rakyat Indonesia, saya ingin mengucapkan selamat atas terpilihnya Yang Mulia sebagai Perdana Menteri ke-10 Malaysia," kata Jokowi dalam keterangannya, dikutip Jumat (24/11). Menurut Jokowi, Anwar adalah sosok yang dikenal luas di Indonesia dan dihormati oleh rakyat Indonesia. Ia pun yakin, di bawah kepemimpinan Anwar sebagai PM Malaysia, hubungan baik antara Indonesia dan Malaysia akan semakin maju. “Saya berharap kita dapat berjumpa segera untuk membahas upaya memperkokoh hubungan bilateral kita, baik ekonomi, masalah perbatasan, mengenai perlindungan warga negara kita,” ungkapnya. Presiden Jokowi juga mendoakan agar Anwar diberikan kekuatan dan kemudahan oleh Allah SWT dalam memimpin Malaysia. Dalam perbincangannya, Anwar mengucapkan terima kasih atas ucapan selamat dari Presiden Jokowi. Anwar juga mengatakan bahwa Jokowi adalah salah satu kepala negara yang pertama meneleponnya pasca terpilih jadi PM. “Terima kasih, saya anggap ini suatu penghormatan di antara yang paling awal menelepon. Ini menunjukkan bahwa saya kekal sahabat sejati Indonesia,” kata Anwar Ibrahim. Anwar pun berharap agar hubungan perdagangan, investasi, budaya, dan persahabatan Indonesia-Malaysia dapat terus ditingkatkan. Sebelumnya, Anwar Ibrahim telah resmi dilantik sebagai Perdana Menteri ke-10 Malaysia menggantikan PM Ismail Sabri Yaakob. Dilansir dari The Star, Kamis (24/11), Ketua Pakatan Harapan mengambil sumpah jabatannya di hadapan Raja Malaysia atau Yang di-Pertuan Agong Al-Sultan Abdullah Ri’ayatuddin Al-Mustafa Billah Shah pada pukul 17.00 waktu setempat di Istana Negara. Sultan Abdullah menunjuk Anwar Ibrahim menjadi PM Malaysia mengakhiri kebuntuan politik, yang menyelimuti Malaysia sejak pemilu digelar pada 19 November lalu. Sebelumnya di GE15 (pemilihan umum ke-15 Malaysia), tidak ada pihak yang dapat memperoleh mayoritas sederhana untuk membentuk Pemerintah Federal yang baru. Tiga koalisi utama, yaitu Pakatan Harapan, Perikatan Nasional, dan Barisan Nasional, masing-masing memenangkan 82, 73, dan 30 kursi, menghasilkan Parlemen yang digantung. Partai politik dan koalisi gagal mencapai konsensus setelah GE15 berakhir. Hingga akhirnya, pertemuan khusus diadakan pada pukul 11.00 waktu setempat ​​pada Kamis (24/11) di antara para penguasa Melayu. Pertemuan khusus diadakan untuk memungkinkan Yang di-Pertuan Agong meminta pendapat sesama penguasa tentang pembentukan pemerintahan baru.