Erick Thohir Nyalon Ketum PSSI, Pimpin Inter Milan Aja Gagal!

Adelio Pratama
Adelio Pratama
Diperbarui 14 Januari 2023 18:41 WIB
Jakarta, MI - Sederet figur kini berlomba-lomba mencalonkan diri sebagai Ketua Umum (Ketum) Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) yang berasal dari berbagai latar belakang berbeda. Teranyar, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir juga dianggap layak untuk memimpin PSSI, menggantikan Mochamad Iriawan alias Iwan Bule. Kabarnya, hari Minggu (15/1) besok, Erick Tohir akan mengembalikan formulir kesediaannya untuk dicalonkan menjadi Ketua Umum PSSI ke kantor pssi di lantai 6 Gedung Gelora Bung Karno (GBK), Senayan Jakarta Pusat. Namun demikian, publik masih meragukan jika nanti PSSI bakal dipimpin Erick Thohir. Bagaimana tidak, walau saat ini Erick Thohir menjadi kandidat terkuat sebagai calon ketua PSSI yang baru, namun ada baiknya bahwa publik berkaca pada wanprestasi yang dilakukan pria berusia 52 tahun ketika menjabat sebagai Presiden Inter Milan. Dikutip Monitor Indonesia dari Reuters, Sabtu (14/1), Grup Perusahaan Suning pada Senin (6/6/2016) resmi mengakuisisi 68,55 persen saham Inter. Hal ini membuat Erick Thohir saat itu menjadi pemilik saham minoritas yaitu senilai 31 persen, sementara mantan pemilik Inter Milan sebelumnya yaitu Massimo Moratti kehilangan nyaris seluruh sahamnya. Erick Thohir yang membeli 70 persen saham Inter pada 2013 silam, akan tetap menjadi presiden klub. Media-media Italia pun ikut mengabarkan bahwa Suning sebenarnya ingin mendapatkan 78,55 persen saham Inter dengan harga senilai 530 juta euro. Memiliki keuntungan per tahun yang mencapai US$20 miliar, Suning merupakan pemilik klub Liga China, Jiangsu Suning, yang sempat menggegerkan bursa transfer lantaran mendatangkan pemain bintang dari daratan Eropa. Erick Thohir menjadi Presiden Inter Milan pada 2013 sampai akhirnya lengser di tahun 2018 tak ada prestasi yang berarti, klub berseragam Biru-Hitam itu hanya berstatus sebagai tim medioker. Pada musim 2012/2013, Inter Milan hanya mampu finis di peringkat 9, terburuk sejak 1974/1975. Posisi terbaik selama era Erick Thohir adalah rangking 4 pada musim 2015/2016 dan 2017/2018. Bila Erick Thohir menjadi Ketua PSSI, kemungkinan besar PSSI hanya akan kembali dimanfaatkan untuk meningkatkan popularitas. Selain itu, elektabilitas ambisinya yang ingin menjadi orang nomor satu di Indonesia, tentunya memanfaatkan PSSI atau dalam hal yang lebih luas adalah sepakbola sebagai kendaran politik tidak sesuai dengan statuta FIFA yang menyatakan sepakbola harus bebas dari politik. Sebagaimana diketahui, Mochamad Iriawan alias Iwan Bule melempar kode terkait masa depannya sebagai Ketua Umum PSSI. Dia mengisyaratkan bakal lengser dengan memberi pesan agar para pengurus baru menjaga Timnas Indonesia. Hal itu disampaikan Iwan Bule tak lama setelah Timnas Indonesia tersingkir di semifinal Piala AFF 2022, yang kembali memperpanjang puasa gelar skuad Garuda di ajang dua tahunan tersebut. "Sekali lagi, maju terus untuk Timnas Indonesia, insya Allah nanti kalian akan berikan yang terbaik untuk Indonesia. Coach Indra Sjafri, tolong jaga mereka. Siapa pun ketua umumnya, pasti yang terbaik," kata Iwan Bule dalam keterangannya, Rabu (11/1) malam WIB. Masa jabatan kepengurusan PSSI 2019-2023 pimpinan Mochamad Iriawan akan segera berakhir mengingat PSSI akan segera menggelar Kongres Luar Biasa (KLB) pada Februari 2023. Kongres Pemilihan yang semestinya berlangsung November tahun ini dipercepat menyusul terjadinya Tragedi Kanjuruhan, Malang pada 1 Oktober lalu. Salah satu agenda PSSI dalam KLB ini adalah memilih kepengurusan untuk periode 2023-2027.