Putra Haji Lulung Mundur dari Kepengurusan PPP

Rekha Anstarida
Rekha Anstarida
Diperbarui 29 Januari 2023 16:57 WIB
Jakarta, MI - Putra Almarhum Haji Lulung, Guruh Tirta Lunggana, mengungkapkan bahwa dirinya telah mundur dari kepengurusan DPW Partai Persatuan Pembangunan (PPP) DKI Jakarta. Keputusan itu diambil setelah keluarnya Surat Keputusan (SK) Perubahan Pengurus DPW PPP Provinsi DKI Jakarta Masa Bakti 2021-2026 bernomor 0790/SK/DPP/W/I/2023. "Bahwa kemarin setelah SK itu keluar, kami yang ada di dalam SK itu, saya sampaikan, bahwa saya sudah mengundurkan diri menjadi pengurus," kata Tirta di NasDem Tower, Jakarta Pusat, Minggu (29/1). Tirta mengatakan telah mengajukan pengunduran diri pada 23 Januari 2023. Ia memutuskan mundur bersama lima anggota Dewan Perwakilan Cabang PPP lainnya di wilayah DKI Jakarta. "Tanggal 23 itu kami mengundurkan diri dari pengurus DKI Jakarta bersama 5 DPC; Jakpus, Jakbar, Pulau Seribu, Jakut, Jaksel, seperti itu ya," ujarnya. Tirta mengatakan, pengunduran dirinya tersebut telah diterima oleh DPP PPP namun belum ada respons. Ia pun mengungkapkan kekecewaannya atas keputusan DPP PPP untuk merevisi pergantian posisi DPW PPP DKI tanpa adanya komunikasi. "Sudah diterima, tinggal belum ada respons. Karena, gini, menurut saya itu sangat menyakitkan bahwa itu ada pergantian dari Majelis Syariah itu ada ulama, habib, itu diganti dan tidak ada komunikasi," kata Tirta. "Jadi itu menurut saya sebagai hinaan, sebagai hinaan bahwasanya ulama ini yang akan membantu PPP yang akan memenangkan di DKI. Seperti itu," sambungnya. Diketahui, Tirta sebelumnya menjabat sebagai Ketua DPW PPP DKI Jakarta. Kemudian digeser menjadi Sekretaris DPW PPP DKI Jakarta, dan jabatan lamanya itu digantikan oleh Syaiful Rahmat. Pelaksana Tugas (Plt) Ketua Umum PPP Muhamad Mardiono tak hanya mengganti jabatan Tirta, tetapi juga merombak struktur di internal Majelis Syariah DPW PPP DKI Jakarta. Beberapa ulama yang dirombak di antaranya, Munawir Aseli, Mahfud Asirun, Nursofa Tohir, Habib Idrus Jamalulail, Habib Ahmad bin Hamid Al Aydid, Abdul Aziz, serta Najmi Mumtaza Rabbany.