Peneliti BRIN yang Ancam Bunuh Warga Muhammadiyah Kini Minta Maaf

Rekha Anstarida
Rekha Anstarida
Diperbarui 24 April 2023 20:27 WIB
Jakarta, MI - Peneliti Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Andi Pangerang Hasanuddin yang viral di media sosial karena berkomentar akan membunuh warga Muhammadiyah, meminta maaf. Permohonan maaf Andi tersebut dituangkan dalam surat pernyataan. "Melalui surat ini memohon maaf kepada pimpinan dan warga Muhammadiyah atas komentar saya di Facebook terhadap seluruh warga Muhammadiyah di Akun Facebook tertanggal Minggu, 23 April 2023,” kata Andi, Senin (24/4). Andi mengatakan komentar tersebut karena rasa emosi dirinya. Ia pun berjanji tidak akan mengulangi perbuatannya itu. "Komentar tersebut dikarenakan rasa emosi dan ketidakbijaksanaan saya saat melihat akun Thomas Djamaluddin diserang oleh sejumlah pihak. Saya MEMINTA MAAF SEBESAR-BESARNYA KEPADA PIMPINAN DAN SELURUH WARGA MUHAMMADIYAH yang merasa tersinggung dengan komentar saya tersebut," ungkapnya. "Saya berjanji tidak akan mengulangi perbuatan semacam ini lagi di waktu-waktu mendatang. Demikian surat pernyataan ini dibuat, atas perhatian masyarakat semua, saya ucapkan terima kasih," pungkasnya. Diberitakan sebelumnya, komentar diduga dari pakar astronomi BRIN (Badan Riset dan Inovasi Nasional) bernama Andi Pangerang Hasanuddin viral di media sosial pada Senin (24/4). Sebab, melalui akun facebooknya bernama AP Hasanuddin mengancam membunuh semua warga Muhammadiyah. Mulanya, Andi Pangerang Hasanuddin atau AP Hasanuddin ini mengomentari status facebook yang ditulis Profesor Riset Astronomi dan Astrofisika BRIN, Thomas Djamaluddin. Thomas Djamaluddin heran dengan Muhammadiyah yang tidak ikuti ketetapan pemerintah dalam penetapan 1 Syawal atau lebaran Idul Fitri 1444 Hijriah. “Sudah tidak taat kepada keputusan pemerintah, Eh, masih minta difasilitasi tempat sholat Id. Pemerintah pun memberikan fasilitas,” ujar Thomas dalam status facebooknya. Status itu lalu dikomentari oleh AP Hasanuddin dengan narasi ingin halalkan darah warga Muhammadiyah. Dia menilai Muhammdiyah disusupi HTI. “Perlu saya HALALKAN GAK NIH DARAHNYA semua muhammadiyah? apalagi Muhammdiyah yang disusupi Hizbut Tahrir melalui agenda Kalender Islam Global dari Gema Pembebasan? BANYAK BACOT EMANG!!!! SINI SAYA BUNUH KALIAN SATU-SATU,” tulisnya. Dia juga menantang agar laporkan status itu ke Polisi. “SILAKAN LAPORKAN KOMEN SAYA DENGAN ANCAMAN PASAL PEMBUNUHAN!!! SAYA SIAP DIPENJARA SAYA CAPEK LIHAT PERGADUHAN KALIAN!!!” lanjutnya. Rektor Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ), Ma’mun Murod Al Barbasy mengecam komentar tersebut. Dia heran sebagai pegawai BRIN bisa berkomentar demikian. “Pak Presiden @jokowi, Prof @mohmahfudmd, Pak Kapolri @ListyoSigitP, @DivHumas_Polri, Gus Menag @YaqutCQoumas, Kepala @brin_indonesia bagaimana dengan ini semua? Kok main-main ancam bunuh? BRIN sebagai lembaga riset harusnya diisi mereka yang menampakkan keintelektualannya, bukan justru seperti preman preman,” kata Ma’mun di akun Twitternya.