Medan Curam, Evakuasi Pesawat Tucano Memakan Waktu Satu Bulan

Reina Laura
Reina Laura
Diperbarui 23 November 2023 14:10 WIB
Pesawat milik TNI AU jenis Super Tucano terjatuh di wilayah Kabupaten Pasuruan, Kamis  (16/11) [Foto: Tangkapan Layar]
Pesawat milik TNI AU jenis Super Tucano terjatuh di wilayah Kabupaten Pasuruan, Kamis (16/11) [Foto: Tangkapan Layar]
Jakarta, MI - Wakil Kepala Staf TNI Angkatan Udara (Wakasau) Marsekal Madya TNI Agustinus Gustaf Brugman mengatakan, evakuasi pesawat tempur EMB-314 Super Tucano TNI-AU yang jatuh di kawasan Taman Nasional Gunung Bromo, Kabupaten Pamekasan, Jatim bisa memakan sebulan.

"Karena medan yang cukup susah jadi secara keseluruhan pesawat itu kemungkinan gerakan selesai di kurang lebih sebulan baru bisa," kata Agustinus di Jakarta, Kamis (23/11).
 
Adapun kesulitan yang dialami tim evakuasi, di antaranya medan yang sulit, berupa jalur yang curam dan jauh dari jalan raya, serta puing pesawat yang cukup besar untuk diangkat.
 
"Kondisi lokasi jatuh pesawat itu berkabut, sehingga menghalangi jarak pandang operasional tim evakuasi di lapangan," ujarnya.
 
Tim evakuasi, lanjut Agustinus, tidak bisa langsung mengangkut semua puing dari lokasi itu. Sebab, tim harus memotong puing terlebih dahulu, agar mudah diangkat.
 
"Beberapa puing pesawat, video data recorder (VDR), dan network center data cartridge (NCDC) sudah ditemukan tim evakuasi," jelasnya.
 
Dia mengaku progres upaya evakuasi tersebut, dapat tercapai berkat bantuan warga setempat. Agustinus berharap, proses evakuasi yang dilakukan tim dibantu warga setempat, bisa berjalan secara optimal.
 
"Kita sangat berterima kasih kepada masyarakat nanti tolong sampaikan pada rekan-rekan sana yang tulus membantunya sangat tulus," tandasnya.

Sebelumnya, dua pesawat tempur taktis EMB-314 Super Tucano TNI Angkatan Udara jatuh di Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur, Kamis (16/11). Dua pesawat itu bernomor registrasi TT-3111 dan TT-3103 yang tengah melakukan sesi latihan rutin.

Pesawat take off pada pukul 10.51 WIB dan hilang kontak pada 11.18 WIB. Dua pesawat mengalami hilang kontak, usai melakukan manuver formasi dan menembus awan. Dugaan awal, jatuhnya pesawat tempur tersebut akibat cuaca buruk. 

Dalam peristiwa ini, empat awak gugur, yakni Marsekal Pertama TNI (Anumerta) Subhan, Marsekal Pertama TNI (Anumerta) Widiono Hadiwijaya, Kolonel Penerbang (Anumerta) Sandhra Gunawan, dan Letkol Pnb (Anumerta) Yuda A Seta. (Rl/Ant)