Mahfud MD Jelaskan Penyebutan KKB di Papua, Ganjar: Jangan Kirim Senjata Lagi

Dhanis Iswara
Dhanis Iswara
Diperbarui 24 November 2023 07:19 WIB
Pasangan Capres-Cawapres Nomor Urut Tiga, Ganjar Pranowo dan Mahfud MD (Foto: Dhanis/MI)
Pasangan Capres-Cawapres Nomor Urut Tiga, Ganjar Pranowo dan Mahfud MD (Foto: Dhanis/MI)

Jakarta, MI - Calon Wakil Presiden nomor urut tiga Mahfud MD menegaskan, penggunaan istilah kelompok kriminal bersenjata (KKB) di Papua karena Indonesia tak mau ada campur tangan dari pihak luar negeri seperti Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) kepada masalah tersebut. 

"Alasannya begini, kalau kita pakai istilah KKSB (kelompok kekerasan separatis bersenjata) seperti yang mereka inginkan, itu nanti kita boleh dicampuri luar negeri," kata Mahfud MD dalam dialog terbuka di Universitas Muhammadiyah Jakarta, Kamis (23/11).

Untuk itu, Mahfud mengatakan bahwa ini adalah masalah kriminil dan bukan persoalan teroris. Sebabnya, jika pemerintah melekatkan istilah-istilah tersebut, maka akan mengamini apa yang mereka mau. 

"Karena ini soal kriminil, bukan soal separatisme, bukan juga soal terorisme. Karena kalau bicara teroris, hukum acaranya tuh luar biasa," ujarnya Mahfud. 

"Meskipun orang-orang tertentu sudah kita putuskan sebagai teroris, seperti Kagoya dan sebagainya. Ada lima kelompok kita sebut sebagai teroris," tambahnya.

Karena itu, kata Mahfud, pemerintah tak pernah terpancing menggunakan istilah atau simbol tersebut kepada mereka. Meskipun ada kelompok-kelompok tertentu yang terus mendeklarasikan Papua Merdeka. 

"Oleh sebab itu, kita tidak pernah terpancing dengan orang-orang Papua, 'Kami ini kelompok kemerdekaan Papua Barat, kami Organisasi Papua Merdeka' tidak kita pakai itu," jelasnya. 

Sementara, Calon Presiden Ganjar Pranowo menambahkan, menyelesaikan masalah di Papua yang dibutuhkan hanya ruang dialog, agar bisa merepresentasikan pendapat dari berbagai kelompok yang mereka mau.

"Saya barusan dari Papua, yang dibutuhkan dia hanya satu, kasih kami ruang dialog, untuk kami bisa merepresentasikan pendapat dari berbagai kelompok, apa yang kami mau," kata Ganjar yang baru saja dari Papua. 

"Janganlah semua dikirim senjata kepada kamu, dan ini butuh para negosiator untuk masuk zona netral dan mereka membuat konsensus bersama," imbuhnya. (DI)