Ehm..., Harga Beras Meroket Berujung Impor Beras 2,5 Juta Ton

Nicolas
Nicolas
Diperbarui 14 Februari 2024 04:42 WIB
Direktur Utama Perum Bulog Bayu Krisnamurthi. [Foto: ANTARA]
Direktur Utama Perum Bulog Bayu Krisnamurthi. [Foto: ANTARA]

Jakarta, MI - Direktur Utama Perum Bulog Bayu Krisnamurthi mengatakan pihaknya telah mendapat izin dari pemerintah untuk melakukan impor beras sebanyak 2,5 juta ton. Beras yang diimpor berkualitas premium. Data tersebut menurun bila dibandingkan izin impor pada tahun 2023 sebanyak 3,5 juta ton dengan realisasi 3 juta ton.

“Tahun 2023 izin yang keluar 3,5 juta ton, yang bisa direalisasikan 3 juta ton. 500 ribu ton dialihkan ke 2024, plus tahun ini izin yang keluar 2 juta ton. Jadi, total tahun ini adalah 500 ribu ton pengalihan dari tahun lalu plus 2 juta ton izin baru yang sekarang," ujar Bayu di Jakarta, Selasa (13/2).

Dari jumlah tersebut, tambah Bayu, jumlah beras yang sudah sampai sebanyak 1 juta ton dengan rincian 500 ribu ton pengalihan dari 2023 dan 500 ribu ton dari kuota tahun 2024.

“Alasan 2 juta ton tahun ini diberikan alokasi impornya adalah untuk bantuan pangan dan SPHP. Jadi, tidak ada alasan bantuan pangan atau penyaluran beras SPHP menjadi sulit,” tambah Bayu.

Bayu menyampaikan bahwa dengan upaya dan beberapa program yang dilakukan pemerintah melalui Bulog seperti penyaluran Bantuan Pangan Beras dan penyaluran beras SPHP, maka pemerintah optimis bisa meredam gejolak harga yang disebabkan oleh siklus panen dalam negeri.

Selain itu, Bayu mengaku bahwa penugasan impor beras oleh pemerintah akan dikelola dengan baik oleh pihaknya guna menjaga stabilitas harga beras di pasaran dan harga gabah di petani sehingga tidak berdampak negatif, terutama saat musim panen raya.

“Prinsip yang kami pegang mending punya barang daripada tidak punya barang, kalau sudah urusan pangan lebih baik kita punya barang, intinya itu,” ujar Bayu,

Bulog menargetkan penyaluran beras SPHP sebanyak 1,2 juta ton sepanjang tahun 2024. Realisasi penyaluran beras SPHP telah mencapai 226 ribu ton hingga Februari. Sementara itu, stok beras hingga per 13 Februari mencapai 1.180.000 atau 1,18 juta ton yang dipastikan aman untuk memenuhi kebutuhan beras nasional hingga April 2024.

Dia berharap agar nantinya ketika masa panen tiba, bisa menghasilkan stok pangan nasional lebih banyak guna memenuhi kebutuhan beras dalam negeri. “Ini kan semuanya lagi mindsetnya itu adalah tunggu panen, dengan kita berdoa semoga panen bagus,” kata Bayu.

Menurut Bayu, impor beras yang saat ini dilakukan guna mendukung pemenuhan bantuan pangan dan program stabilisasi pasokan dan harga pangan (SPHP) secara nasional sehingga harga di pasaran tetap stabil. Beras impor disalurkan ke seluruh Indonesia untuk bantuan pangan dan SPHP.

Sebagaimana diketahui, harga beras di pasaran saat ini melambung tinggi. Harga beras jelang Pemilu kali ini mencapai rekor tertinggi.[Lin/Ant]