Tarif Impor AS Tak Gentar, Fadli Zon Puji Respons Strategis Prabowo


Jakarta, MI - Pemerintah Indonesia tidak tinggal diam menyikapi kebijakan tarif impor baru yang diumumkan Presiden Amerika Serikat Donald Trump pada 2 April 2025 lalu.
Menteri Kebudayaan RI, Dr. Fadli Zon, menyatakan dukungan penuhnya terhadap langkah-langkah strategis yang diambil Presiden Prabowo Subianto dalam merespons dinamika global tersebut.
"Langkah Presiden Prabowo merupakan strategi tepat dan jangka panjang untuk membangun kemandirian ekonomi nasional. Ini bukan hanya respons sesaat, tapi pernyataan sikap bahwa Indonesia tidak akan gentar menghadapi tekanan global," tegas Fadli dalam pernyataannya di Jakarta, Minggu (6/42025).
Menurutnya, kebijakan ini mencerminkan komitmen pemerintah dalam memperkuat kedaulatan ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan rakyat. "Saat negara-negara lain panik dengan proteksionisme, Indonesia justru mengambil peran sebagai pemimpin di tengah ketidakpastian global," ujar Fadli.
Salah satu pilar utama strategi Presiden Prabowo, kata Fadli, adalah diversifikasi kemitraan dagang. Pemerintah aktif memperkuat hubungan dengan blok ekonomi seperti BRICS, ASEAN, serta negara-negara di kawasan Global South.
"Indonesia tidak bisa terus menggantungkan perdagangan pada mitra lama. Kita harus buka pasar baru, jalin aliansi yang lebih berimbang, dan pastikan perdagangan kita tidak mudah diguncang satu kebijakan sepihak," katanya.
Ia menyebut sejumlah kemitraan yang telah diteken, mulai dari Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP) hingga aksesi ke Organisasi Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (OECD). Perjanjian besar lain seperti CP-TPP, IEU-CEPA, dan I-EAEU CEPA juga sedang dipacu sebagai bagian dari strategi jangka panjang.
Fadli mengingatkan bahwa sejak dirinya masih menjadi anggota DPR RI, ia sudah mendorong percepatan negosiasi berbagai perjanjian tersebut. "Saya melihat langsung betapa pentingnya IEU-CEPA sebagai jembatan strategis antara Indonesia dan Uni Eropa, yang punya potensi pasar lebih dari 600 juta jiwa," katanya.
Strategi kedua yang dikedepankan Presiden Prabowo, menurut Fadli, adalah percepatan hilirisasi sumber daya alam. Ia memuji pendirian Badan Pengelola Investasi (BPI) Danantara sebagai langkah konkret dalam mengelola proyek-proyek strategis.
"Kita negara kaya. Tapi selama kita masih ekspor bahan mentah, nilai tambah tidak akan pernah tinggal di dalam negeri," tegasnya. Fadli menambahkan bahwa hilirisasi akan membuka lapangan kerja, memperkuat industri nasional, dan menciptakan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
Ia juga menyerukan agar mitra dagang internasional memahami dimensi strategis dari kebijakan hilirisasi Indonesia. "Ini bukan sekadar kebijakan ekonomi, tapi juga langkah menuju kedaulatan nasional."
Di sisi lain, strategi ketiga yang dianggap paling berdampak adalah penguatan daya beli masyarakat melalui program-program sosial. Fadli menyebut program unggulan seperti *Makan Bergizi Gratis* (MBG) sebagai game changer dalam pembangunan nasional.
"Program ini menargetkan 82 juta penerima manfaat sampai akhir 2025. Dampaknya bukan hanya ke kesehatan, tapi juga ke ekonomi. Ini akan meningkatkan konsumsi domestik dan mendorong produksi pangan lokal," jelasnya.
Ia juga menyoroti rencana pendirian 80.000 Koperasi Desa Merah Putih yang digagas pemerintah. "Ekonomi yang kuat dimulai dari desa. Koperasi ini akan membuka jutaan lapangan kerja, mendorong perputaran uang di daerah, dan memperkuat ekonomi rakyat."
Terkait kebijakan tarif impor AS, Fadli menilai ini sebagai bentuk unilateralisme baru yang merugikan negara-negara berkembang. Namun ia meyakini Indonesia bisa mengubah tantangan ini menjadi peluang.
“Tarif Trump ini memang menjadi tantangan bagi kita, namun dengan strategi yang tepat, kita dapat menjadikannya sebagai peluang untuk menyusun orientasi ekonomi baru,” ujarnya. Ia menambahkan, “Melalui tiga gebrakan Presiden Prabowo, saya yakin Indonesia mampu melangkah maju dengan lebih percaya diri.”
Fadli juga menekankan pentingnya solidaritas regional dan kerja sama internasional. Menurutnya, tantangan global harus dihadapi bersama, bukan sendiri-sendiri.
"Indonesia siap berperan aktif dalam menciptakan tatanan perdagangan global yang adil dan saling menguntungkan," ujarnya.
Ia menyebut, seluruh kementerian dan lembaga siap bergerak bersama menjalankan strategi ini, termasuk melalui diplomasi budaya dan promosi internasional berkelanjutan.
"Ini momentum kita. Kita tunjukkan bahwa Indonesia tidak hanya mampu bertahan, tapi juga memimpin," pungkas Fadli. ***
Topik:
Fadli Zon Kebijakan Donlad Trump Prabowo SubiantoBerita Sebelumnya
Kapolri Resmikan "One Way" Nasional Puncak Arus Balik Lebaran
Berita Selanjutnya
Menteri PU Tinjau Sejumlah Lokasi saat Arus Balik Lebaran
Berita Terkait

Puan Maharani Tegaskan Prabowo Presiden: Tak Ada Matahari Kembar di Pemerintahan
14 April 2025 14:33 WIB

Orang Dekat Prabowo Mulai Diserang: Dasco Lewat Judi Online, Hashim dari Bisnis dan Sjafrie Isu HAM
8 April 2025 11:01 WIB

Hari Musik Nasional 2025: Kementerian Kebudayaan Luncurkan Piringan Hitam "Indonesia Raya"
9 Maret 2025 22:35 WIB