Peluncuran Buku BKSAP: Menata Ulang Dunia lewat Diplomasi dan Kolaborasi Global


Jakarta, MI – Ketua Badan Kerja Sama Antar-Parlemen (BKSAP) DPR RI, Mardani Ali Sera, menegaskan bahwa dinamika global saat ini telah membawa dunia ke tatanan baru yang tak bisa lagi dijelajahi dengan cara lama. Hal itu ia sampaikan dalam peluncuran buku baru BKSAP di kompleks parlemen, Jakarta, Rabu (22/5/2025).
“Kita hidup di dunia yang baru, tetapi masih memakai peta lama. Kita tidak akan bisa menemukan pulau baru dengan peta yang lama,” ujar Mardani mengutip ungkapan dalam buku yang diluncurkan.
Ia juga menyoroti bagaimana pernyataan kontroversial dari mantan Presiden AS Donald Trump menunjukkan perubahan dramatis dalam konstelasi dunia, khususnya dalam sektor perdagangan global.
“Donald Trump pernah bilang, ‘The beautiful word is not love, it’s art.’ Bagi dia, kata-kata indah bisa langsung mengubah tatanan global secara langsung dan tiba-tiba,” ungkap Mardani.
Mardani juga mengulas ketegangan geopolitik yang semakin memanas dalam beberapa tahun terakhir. Ia menyebut konflik Rusia-Ukraina sebagai titik balik penting, di mana Eropa yang semula damai selama lebih dari 50 tahun kini terseret ke dalam konflik bersenjata yang memakan banyak energi.
Selain itu, serangan Hamas ke Israel pada 7 Oktober 2023 juga disebutnya sebagai faktor yang menggagalkan sejumlah upaya normalisasi diplomatik di kawasan Timur Tengah.
“Sebelumnya ada banyak cerita ingin membuka hubungan diplomatik, tapi sekarang tercerai-berai,” kata Mardani.
Perkembangan teknologi seperti kecerdasan buatan (AI) dan kripto juga menjadi perhatian serius. Mardani menyebut bahwa di tengah manfaat ekonominya, kripto juga telah menjadi "surga" bagi kejahatan lintas negara.
“Crypto memberi manfaat efisiensi, tapi di sisi lain menjadi ‘heaven’ bagi pelaku kejahatan transnasional. Dunia berubah sangat luar biasa karena teknologi,” jelasnya.
Ia menambahkan bahwa isu keamanan siber kini menjadi perhatian utama, seiring dengan meningkatnya ketergantungan pada teknologi digital.
Indonesia, menurut Mardani, harus terus memperkuat peran diplomasi parlemen melalui berbagai forum internasional. Ia menyebut BKSAP aktif dalam forum-forum seperti IPU (Inter-Parliamentary Union), AIPA (ASEAN Inter-Parliamentary Assembly), dan parlemen OKI.
“Kolaborasi multipolar bukan hal baru, tapi harus kita kuatkan dan jadikan mekanisme yang lebih baik,” ujarnya.
Mardani juga menyinggung pentingnya penguatan komitmen terhadap tata kelola pemerintahan yang terbuka. Ia mengingatkan bahwa Indonesia pernah menjadi pelopor Open Government Partnership (OGP) pada 2011 di masa Presiden SBY, dan kini harus kembali memimpin dalam inisiatif tersebut.
“Kalau kita tidak bereskan parlemen kita, bagaimana mau bereskan negara? Parlemen harus transparan dan akuntabel,” tegasnya.
Menutup sambutannya, Mardani menekankan pentingnya diplomasi jalur kedua (second track diplomacy) yang dijalankan oleh parlemen.
“Diplomasi itu sering kali mengecewakan, tapi tetap menjadi platform rasional yang sangat kita butuhkan,” katanya.
Ia juga mengapresiasi dukungan dari Ketua DPR Puan Maharani dalam memperkuat peran BKSAP.
“Saya bersyukur didukung oleh Mbak Puan Maharani, yang menandatangani berbagai keputusan strategis. Itu membuat kami tidak kendor,” pungkasnya.
Peluncuran buku oleh BKSAP ini diharapkan bisa menjadi medium bagi publik untuk memahami ide-ide dan perjuangan BKSAP sekaligus membuka ruang kolaborasi yang lebih luas.
Topik:
BKSAP DPR Mardani Ali SeraBerita Selanjutnya
Sri Mulyani Resmi Lantik Djaka Budhi Utama jadi Dirjen Bea Cukai
Berita Terkait

Dasco soal Gugatan Penghapusan Uang Pensiun DPR ke MK: Apa Pun yang Diputuskan, Kita Akan Ikut
13 jam yang lalu

KPK akan Periksa Semua Anggota Komisi XI DPR (2019-2024) soal Korupsi CSR BI, Ini Daftarnya
22 jam yang lalu