Dampak Konflik Iran-Israel, DPR Minta Kemenparekraf Fokus Promosi Wisata ke Negara Non-Konflik


Jakarta, MI - Konflik berkepanjangan antara Iran dan Israel tak hanya mengguncang stabilitas politik global, tetapi juga mulai dirasakan dampaknya oleh sektor pariwisata Indonesia. Ketidakpastian di kawasan Timur Tengah dinilai turut menghambat minat wisatawan mancanegara, khususnya dari negara-negara yang selama ini menjadi pasar utama pariwisata nasional.
Merespons kondisi ini, Anggota Komisi VII DPR Izzuddin Al-Qassam Kasuba, mendorong Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) untuk lebih sigap membaca perubahan situasi global dan segera menyesuaikan strategi promosi pariwisata nasional.
“Setiap krisis membawa tantangan sekaligus peluang. Yang kita butuhkan adalah kemampuan membaca arah pasar dan segera mengarahkan promosi ke negara-negara non-konflik, termasuk memperkuat pasar Asia Tenggara yang relatif stabil,” ujar Al-Qassam, Kamis (26/6/2025).
Ia menilai penting bagi Indonesia untuk menampilkan diri sebagai destinasi aman, ramah, dan nyaman—terutama ketika beberapa negara pesaing sedang bergulat dengan isu keamanan dan pembatasan perjalanan.
“Saat negara lain menghadapi gejolak, Indonesia harus tampil sebagai pilihan utama. Branding kawasan timur seperti Maluku Utara juga harus ditingkatkan agar wisatawan punya opsi menarik selain Bali dan Raja Ampat,” tegas politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu.
Lebih lanjut, Al-Qassam mendorong Kemenparekraf agar segera menyusun paket insentif bagi pelaku usaha pariwisata dan UMKM di destinasi utama, guna menjaga keberlanjutan industri di tengah tantangan global.
“Promosi adaptif, sinergi lintas sektor, dan keberanian mengambil alih pasar yang terganggu konflik akan menjadi kunci keberhasilan. Jangan tunggu sampai tren wisata berpindah ke negara lain, kita harus bergerak lebih dulu,” katanya.
Ia juga menekankan pentingnya kolaborasi antara pemerintah pusat, daerah, dan pelaku industri untuk memastikan Indonesia tidak hanya bertahan, tetapi juga mampu merebut peluang dari pergeseran peta perjalanan global.
“Pariwisata bukan sekadar soal jumlah kunjungan, tapi tentang rasa aman, kenyamanan, dan dampak langsung bagi ekonomi masyarakat. Ini saatnya kita tunjukkan ketangguhan sektor pariwisata Indonesia,” pungkas Al-Qassam.
Sebagai catatan, sebelum konflik Iran-Israel kembali memanas, kunjungan wisatawan mancanegara ke Indonesia pada kuartal pertama 2025 mencapai 2,1 juta orang, dengan mayoritas berasal dari Malaysia, Singapura, Australia, dan Eropa. Namun, tren dari Timur Tengah diprediksi akan mengalami penurunan akibat ketidakpastian geopolitik kawasan tersebut.
Topik:
DPR Kemenparekraf Promosi WisataBerita Terkait

Dasco soal Gugatan Penghapusan Uang Pensiun DPR ke MK: Apa Pun yang Diputuskan, Kita Akan Ikut
8 jam yang lalu

KPK akan Periksa Semua Anggota Komisi XI DPR (2019-2024) soal Korupsi CSR BI, Ini Daftarnya
17 jam yang lalu