Setelah Pendaki Brasil Tewas di Rinjani, Menpar Minta SOP Wisata Ekstrem Diperketat

Rolia Pakpahan
Rolia Pakpahan
Diperbarui 27 Juni 2025 13:48 WIB
Menteri Pariwisata Widiyanti Putri Wadhana (Foto: Istimewa)
Menteri Pariwisata Widiyanti Putri Wadhana (Foto: Istimewa)

Jakarta, MI - Menteri Pariwisata (Menpar) Widiyanti Putri Wardhana angkat suara terkait insiden yang menewaskan pendaki asal Brasil, Juliana De Souza Pereira Marins (27), di Gunung Rinjani, Lombok, Nusa Tenggara Barat. 

Menanggapi kejadian tersebut, Menpar meminta seluruh pihak terkait untuk segera memperkuat pengawasan dan memperketat standar keselamatan di destinasi wisata berisiko tinggi.

“Kami telah meminta seluruh instansi terkait untuk memperkuat standard operational procedure serta meningkatkan pengawasan terhadap kegiatan wisata berisiko tinggi, khususnya di destinasi ekstrem seperti Gunung Rinjani,” tuturnya, Rabu (25/6/2025)

Ia menekankan bahwa keselamatan wisatawan, baik domestik maupun mancanegara, adalah prioritas utama. Menpar juga berharap insiden seperti yang dialami Juliana menjadi peristiwa terakhir yang mencoreng wajah pariwisata Indonesia.

“Kami berharap ini menjadi yang terakhir. Kami menargetkan zero accident di seluruh destinasi wisata di Indonesia,” ujarnya.

“Satu kejadian saja dapat berdampak besar terhadap citra pariwisata kita di mata dunia,” sambungnya.

Juliana terjatuh saat mendaki Gunung Rinjani pada Sabtu (21/6/2025). Proses evakuasinya berlangsung selama lima hari, hingga akhirnya berhasil dilakukan pada Rabu (25/6/2025).

Kondisi medan ekstrem dan cuaca berkabut disebut sebagai penghambat proses evakuasi. Proses evakuasi pun akhirnya dilakukan Tim SAR gabungan secara manual.

Kepala Basarnas, Marsekal Madya TNI Mohammad Syafii, mengungkapkan bahwa tim sempat mempertimbangkan evakuasi udara menggunakan helikopter. Namun, rencana tersebut dibatalkan akibat cuaca yang tidak mendukung.

"Sehingga evakuasi korban terpaksa harus kita laksanakan dengan ditandu," kata Syafii.

Setelah berhasil dievakuasi, jenazah korban dibawa ke RS Bhayangkara Mataram, NTB untuk menjalani proses autopsi. Pemeriksaan terhadap jenazah dilakukan pada Kamis (26/6/2025).

Usai autopsi, jenazah korban akan dibawa ke Denpasar, Bali, sebelum diterbangkan ke negera asal, Brasil.

Pelaksana harian (Plh.) Sekretaris Daerah NTB, Lalu Moh. Faozal, membenarkan adanya rencana pemulangan jenazah pendaki asal Brasil tersebut. "Kalau selesai (autopsi), bisa kita berangkatkan ke Denpasar," imbuhnya, Rabu (25/6/2025).

Ia menjelaskan, jenazah Juliana akan dibawa ke Bali melalui jalur darat karena tidak tersedia penerbangan langsung dari Lombok ke Bali. "Karena tidak ada pesawat dari Lombok ke Bali. Dari Bali, baru dibawa pulang ke negaranya," katanya.

Topik:

menteri-pariwisata gunung-rinjani pendaki-brasil-tewas sop-wisata-ekstrem