Masyarakat Harap Kementerian PU Segera Bangun Jembatan Koto Rawang

Zul Sikumbang
Zul Sikumbang
Diperbarui 25 Juli 2025 21:08 WIB
Pengendara sepeda motor melintasi jembatan gantung Koto Rawang, Salido, Kecamatan IV Jurai, Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat (24/7). (Foto : Zul Sikumbang)
Pengendara sepeda motor melintasi jembatan gantung Koto Rawang, Salido, Kecamatan IV Jurai, Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat (24/7). (Foto : Zul Sikumbang)

Pesisir Selatan, MI - Masyarakat Koto Rawang dan Sungai Salak, Kecamatan IV Jurai, Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat berharap Kementerian Pekerjaan Umum (PU)  segera membangun jembatan Koto Rawang yang ambruk sejak Maret 2024.

"Kami tentunya berharap kepada pemerintah pusat, terkhusus kepada Kementerian Pekerjaan Umum untuk segera membangun jembatan yang sudah ambruk akibat banjir bandang pada Maret 2025, tepatnya sehari sebelum puasa pada Maret 2024. Jembatan ini urat nadi bagi kami," kata Erni, warga Koto Rawang kepada monitorindonesia.com, Kamis (24/7) saat meninjau langsung keberadaan jembatan gantung Koto Rawang.

Erni menambahkan, ambruknya jembatan Koto Rawang juga mengganggu perekonomian masyarakat dan aktivitas lainnya.

"Kami harus melewati jembatan ini agar hasil panen kami seperti hasil pertanian dan perkebunan seperti durian, manggis bisa dijual. Tapi saat membawa hasil panen, ada rasa was-was dan cemas ketika melewati jembatan ini," tambah Erni.

Tak sampai disitu, belum dibangunnya jembatan tersebut menjadikan dua nagari tersebut seperti terisolir.

"Di nagari Koto Rawang dan Sungai Salak ada 2 sekolah dasar (SDN 33 dan SDN 24), ada kantor Walinagari, ada puskesmas pembantu dan sekitar 300 KK. Kami jadi terisolir dan tak bisa berbuat apa-apa," tambah Erni.

Saat monitorindonesia.com melihat langsung kondisi jembatan tersebut, pejalan kaki maupun pengendara motor harus bergantian untuk melewati jembatan tersebut yang lebarnya 1 meter. Bahkan pengendara motor yang berboncengan, penumpang harus turun terlebih dulu.

Sementara itu, Badan Pelaksana Jalan Nasional (BPJN) telah menyiapkan desain jembatan Duku. Anggaran yang dialokasikan untuk membangun jembatan tersebut sekitar Rp9,6 miliar dengan panjang 100 meter.

"Kami sudah menyiapkan desain, anggarannya mencapai Rp9,6 miliar. Sebenarnya awal 2025 sudah dibangun, tapi masih dibintangi (diblokir). Tentu kami menunggu arahan dari pusat (Kementerian PU)," kata Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) BPJN, Yan Purwandi.

Ia menambahkan, pembangunan jembatan gantung tersebut membutuhkan waktu lama, yakni sekitar 6 bulan lebih. 

"Kalaupun anggarannya sudah dibuka oleh pemerintah pusat, kita perlu desain ulang dan menyesuaikan anggarannya, maka pengerjaan dilakukan bulan September, kemungkinan tidak bisa juga karena butuh lama waktu membangun jembatan dan kami inginnya multiyears, biar tidak ada masalah hukum nantinya," kata Yan Purwandi.

Topik:

Jembatan Koto Rawang Kementerian PU