Balita di Sukabumi Meninggal Penuh Cacing, DPR Desak Evaluasi Perlindungan Sosial

Rizal Siregar
Rizal Siregar
Diperbarui 22 Agustus 2025 13:26 WIB
Anggota Komisi IX DPR  Netty Prasetiyani (Dok. MI)
Anggota Komisi IX DPR Netty Prasetiyani (Dok. MI)

Anggota Komisi IX DPR RI, Netty Prasetiyani Aher, menyampaikan keprihatinan mendalam atas meninggalnya seorang balita di Sukabumi dengan kondisi tubuh dipenuhi cacing. 

Ia menilai peristiwa tragis tersebut menjadi peringatan keras bagi semua pihak tentang lemahnya fungsi perlindungan sosial dan pengawasan kesehatan di tingkat masyarakat.

“Tragedi ini menimbulkan duka yang menyayat hati sekaligus menjadi alarm keras. Peristiwa ini tidak akan terjadi jika fungsi pencegahan, pemantauan, dan perlindungan sosial berjalan baik. Saya sangat memahami kekecewaan masyarakat yang menilai pemerintah desa dan perangkatnya kurang sigap dalam mengawasi kesehatan warganya,” ujar Netty,  Jumat  (22/8/2025).

Netty menegaskan perangkat desa, kader posyandu, PKK, dan bidan desa merupakan garda terdepan dalam menjaga kesehatan anak dan keluarga. Namun, kasus di Sukabumi tersebut membuka fakta bahwa masih banyak persoalan serius dalam pelaksanaan program perlindungan sosial.

“Masih banyak keluarga miskin yang terabaikan dari data penerima manfaat. Mereka tidak memiliki dokumen kependudukan maupun jaminan kesehatan, sehingga kesulitan mengakses layanan dasar ketika kondisi darurat,” kata Netty.

Politisi PKS ini menekankan perlunya evaluasi menyeluruh terhadap sistem perlindungan sosial di Indonesia. Menurutnya, program tersebut tidak boleh hanya bersifat administratif, melainkan benar-benar hadir ketika rakyat membutuhkan, khususnya bagi keluarga miskin dan rentan.

“Perlindungan sosial harus menyentuh langsung masyarakat yang paling lemah. Jangan menunggu tragedi serupa terjadi baru pemerintah bergerak,” tegasnya.

Lebih lanjut, Netty mendorong pemerintah pusat dan daerah untuk memperkuat edukasi kebersihan lingkungan serta mengoptimalkan peran posyandu sebagai pusat deteksi dini kesehatan anak.

“Kita harus mengoptimalkan fungsi posyandu dengan dukungan tenaga kesehatan desa. Selain itu, akses layanan kesehatan darurat juga harus dipermudah agar warga miskin tanpa dokumen tetap bisa segera mendapatkan penanganan,” ucapnya.

Netty menutup pernyataannya dengan menegaskan bahwa peristiwa di Sukabumi harus dijadikan momentum perbaikan menyeluruh. “Ini alarm bagi kita semua, bahwa sistem perlindungan sosial dan kesehatan belum sepenuhnya menjangkau rakyat kecil. Jangan sampai kita menunggu korban berikutnya baru melakukan perubahan,” tegasnya.

Topik:

balita sukabumi meninggal kasus balita penuh cacing perlindungan sosial posyandu kesehatan anak DPR RI